Dark/Light Mode

Kampanye Untuk Rakyat

Sabtu, 8 Desember 2018 10:38 WIB
KIKI ISWARA DARMAYANA
KIKI ISWARA DARMAYANA

RM.id  Rakyat Merdeka - Kampanye Pilpres sudah berjalan lebih dari dua bulan, namun dampaknya terhadap elektabilitas dua pasangan capres dan cawapres belum signifikan. Apa penyebabnya? Hasil survei LSI (Lingkaran Survey Indonesia) menunjukkan, Agustus 2018 lalu elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin 52,2 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno 29,5 persen.

Mereka yang belum menentukan pilihan 18,3 persen. Pada bulan November 2018, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf berada di angka 53,2 persen dan Prabowo-Sandi naik sedikit menjadi 31,2 persen. Relatif tak ada perubahan berarti. Ini artinya, belum ada program-program dari pasangan calon yang mampu menarik perhatian mereka yang belum menentukan pilihan.

Suasana kampanye Pilpres memang masih diwarnai dengan lontaran kata-kata atau kalimat yang tak punya makna atau manfaat langsung buat rakyat. Bahkan, kerap kali muncul diksi-
diksi yang terdengar aneh di telinga. Omongan “sontoloyo” dan “tampang Boyolali” misalnya, tak ada gunanya bagi rakyat.

Baca juga : Hentikan Caci Maki

Karena tidak ada manfaat langsung, maka kecil kemungkinan terjadi perubahan pilihan calon di masyarakat. Di masa kampanye ini, publik tentu menunggu kejutan-kejutan dari pasangan
capres dan cawapres. Mereka sangat berharap ada ide dan gagasan cemerlang yang bila dilaksanakan, dapat menaikkan taraf hidup rakyat dalam waktu yang relatif singkat.

Rakyat sesungguhnya tidak mengharapkan hal yang muluk-muluk dari pemimpinnya. Keinginan mereka sederhana. Yaitu, mendapat perlakuan adil di semua aspek kehidupan. Masyarakat kelas bawah juga tidak pernah bermimpi jadi orang kaya. Mereka umumnya hanya ingin hidup tenang.

Tidak digusur oleh orang-orang berduit, yang ingin membangun perumahan mewah atau pusat perbelanjaan. Rakyat kecil itu juga sudah bahagia, kalau dapat pekerjaan. Meski sebagai buruh harian lepas. Bahkan, tidak sedikit, ikut dalam proyek padat karya pun sudah sangat bersyukur.

Baca juga : Anggota DPR Pemalas

Rakyat kecil itu juga selalu berharap dapat jaminan keamanan dari negara dalam bekerja dan menjalani kehidupan sehari-hari. Dimanapun di bumi pertiwi ini, tak boleh lagi ada kekerasan
terhadap rakyat. Teroris yang melakukan tindakan biadab terhadap 31 pekerja PT Istaka Karya di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua tiga hari lalu harus ditumpas habis. Jangan ada keraguan untuk bertindak tegas dalam menghadapi aksi teror di Papua.

Dalam sisa masa kampanye yang tinggal empat bulan lagi, pasangan capres dan cawapres sudah saatnya mengedepankan program-program yang berkaitan langsung dengan kepentingan rakyat. Siapapun yang ingin menjadi pemimpin di negeri ini, dia mesti bersedia sepenuhnya menjadi pelayan rakyat.

Oleh karena itu, kampanye Pilpres seharusnya ditujukan bagi kepentingan rakyat, bukan kepentingan sang calon.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.