Dark/Light Mode
- Tambahan Gas Dari JTB Amankan Bahan Baku Produksi Petrokimia Gresik 2023
- Borneo FC Vs Persik Kediri: Awas, Macan Putih Ngamuk Lagi!
- Minta Hakim Tolak Pleidoi, Jaksa Nilai Penjara 8 Tahun Pantas Buat Putri Candrawathi
- Kunjungi Ponpes Yatofa di NTB, Anies Disambut Ribuan Santri dan Masyarakat
- Pertamina Targetkan 300 Mobil Tangki di Tahun 2025

RM.id Rakyat Merdeka - Media massa dan media sosial kerap dihiasi berita yang membuat miris. Banyak kasus, gara-gara amal perbuatan buruk seseorang, republik ini gonjang-ganjing. Nyaris seluruh komponen bangsa dibuat sibuk lantaran ulah seorang yang melakukan tidak bertanggung jawab dan penyelewengan.
Meski harus diakui juga dengan jujur, karena amal perbuatan baik seorang anak bangsa, banyak kalangan yang hidupnya terselamatkan. Terangkat derajatnya, dan hidup bahagia. Jumlah mereka yang melakukan perbuatan mulia itu sesungguhnya banyak, namun tidak terepresentasi dengan baik di dunia media. Lebih banyak sebaliknya.
Berita Terkait : RUU KUHP Dan Penghinaan Pejabat
Amal perbuatan buruk seorang anak bangsa telah mencoreng nama baik keluarga, organisasi, dan reputasi diri sendiri. Jatuhnya kemuliaan ke jurang kehinaan seringkali terjadi dalam hitungan sangat cepat.
Tidak sempat menyiapkan mental, terlanjur hancur. Adapun amal perbuatan penghancur nama baik di antaranya kejahatan korupsi, penyelewengan dana masyarakat, ujaran kebencian, dan terlibat narkoba.
Berita Terkait : Guncangan Krisis Ekonomi
Inilah penyebab runtuhnya bangunan reputasi jalur cepat. Oleh karenanya, jauh-jauhlah dari perbuatan terkutuk ini, karena cepat atau lambat semua akan terungkap.
Ya, serapi-rapinya menyembunyikan, kebusukan akan tercium. Khususnya mereka yang saat ini mengambil peran aktif di dunia politik, sungguh tiada pilihan lain kalau ingin selamat, wajib menjaga diri ekstra hati-hati. Sebab, mereka berada di war zone.
Berita Terkait : Politisi Kompor Berkeliaran
Lawan politik pasti akan mencari cara untuk men-knock down posisi dan reputasi siapa pun yang menjadi lawan. Jangan ada celah dengan cara membuat celah.
Kompetisi politik harus dijaga dengan menjaga amal perbuatan baik untuk agama, bangsa, dan negara. Menjaga bukan menjaga citranya. Kalau menjaga amalnya, maka akan terbangun citra sendirinya karena karakter walk the talk-nya. ■