Dark/Light Mode

Perang Di Sana Perang Di Sini

Kamis, 4 Agustus 2022 06:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Tapi, banyak pihak bisa memprediksi dampak dari latihan yang “mendekati” Laut China Selatan yang diklaim China tersebut. Indonesia tidak menyebut kawasan itu sebagai Laut China Selatan melainkan Laut Natuna Utara.

Meskipun ketegangan meningkat, siapa pun harus berseru: Stop! Jangan ada perang! Karena, dampaknya akan sangat luar biasa. Bukan hanya terhadap satu negara, tapi seluruh dunia.

Baca juga : 2024 Harus Plus-plus

Rusia misalnya, yang awalnya sangat percaya diri bisa mengalahkan Ukraina, ternyata tidak semudah itu. Perang sudah berlangsung lebih dari enam bulan. Biaya yang dikeluarkan sangat besar. Dunia menderita.

Ketidakpastian global ini terus berdampak sampai sekarang. Termasuk ke Indonesia yang juga tengah menghadapi “perangnya” sendiri. Inflasi mengancam. Harga-harga melambung. Rantai pasokan terganggu. Covid-19 agak menanjak. Krisis pangan mengintai.

Baca juga : Tuntaskan, Jangan Diwariskan

Indonesia harus ekstra serius menyikapi kondisi global yang beririsan dengan kondisi dalam negeri. Perkuat jaring pengaman sosial. Kelompok terdampak harus benar-benar mendapat perhatian.

Para pejabat jangan terkontaminasi kepentingan politik 2024. Tentukan prioritas. Sisir berbagai macam kebutuhan. Manfaatkan anggaran negara yang minim ini sebaik-baiknya, tepat dan terukur. Jangan diselewengkan.

Baca juga : Alarm Korupsi Kian Nyaring

Rakyat sudah bosan dengan kasus korupsi. Jangankan yang nilainya Rp78 triliun, pungli “kecil-kecilan” pun sudah membuat rakyat muak. Ini salah satu “perang” yang belum usai dan belum dimenangi bangsa ini. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.