Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Fenomena “Massa Non-Politik”

Minggu, 6 November 2022 06:35 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Yang berbahaya sekarang bukan aksi-aksi demo politik, tapi kerumunan massa non-politik. Tragedi Kanjuruhan, lalu kasus konser-konser musik di Jakarta, menjadi alarm bahaya yang berbunyi sangat nyaring.

Kenapa demo politik relatif aman? Salah satunya, karena aparat yang menangani sudah sangat terlatih. Sudah terbiasa. Jumlah aparat, juga memadai.

Baca juga : Awas, Krisis AS Sampai Ke Bogor

Kondisi ini agak berbeda dengan konser musik atau kerumunan lainnya. Kita ambil contoh agak jauh, Tragedi Halloween maut di Itaewon, Seoul misalnya. Kabar yang beredar, aparat yang dikerahkan “hanya” 200 orang sementara massa yang dihadapi sekitar 100 ribu. Itu pun didominasi aparat dari divisi anti-narkoba. Bukan aparat yang terlatih menangani kerumunan massa.

Terlatih di sini bukan hanya fisik, tapi juga psikologis. Contoh, kasus konser NCT 127 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (4/11/2022).

Baca juga : Waspadai Massa “Rindu Dendam”

Konser boyband asal Korea Selatan itu dibubarkan karena kondisi sudah tidak tertib dan kacau. Lebih dari 30 orang NCTzen (sebutan fans NCT) jatuh pingsan. Ini berisiko. Berpotensi bahaya.

Kenapa pingsan? Kondisi fisik bisa sangat berpengaruh. Acara dimulai pukul 19.00, tapi ada yang sudah datang sejak pukul 03.00 dini hari. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi fisik di tengah kerumunan dan histeria tersebut.

Baca juga : Mencari "Lilin Sepakbola"

Generasi yang lebih tua sulit memahami fenomena ini. Sulit memahami kondisi psikologis para fans ini. Tapi itulah kenyataan yang harus dihadapi.

Demo bernuansa politik misalnya, ada aparat khusus yang bisa menenangkan massa. Misalnya, Polwan yang simpatik. Atau, aparat yang bisa menyelami sisi spiritual dan psikologis massa peserta aksi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.