Dark/Light Mode

Piala Dunia, Politik Dan Kita

Selasa, 13 Desember 2022 06:44 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Daoud Kuttab, dalam artikel opininya yang dimuat di The Jerusalem Post kemarin, menggambarkannya dengan sangat baik. Keberhasilan Maroko, tulisnya, harus dikonversi ke arena politik.

Konsep itu, kata Daoud, bisa berjalan kalau para politisi tidak mementingkan diri sendiri, bisa bekerja secara tim dengan strategi serta eksekusi yang tepat.

Selama ini, lanjutnya, orang Arab menderita penyakit kronis yang sangat lama: perpecahan.

Baca juga : Korupsi, Lucu Dan Menyedihkan

Dia menyontohkan, negara Arab membentuk Liga Arab, tapi “perdagangan di antara negara Arab tidak lebih dari 10 persen”.

Hal yang sama terjadi di dunia bisnis. Bisnis berbasis keluarga berjalan sangat baik, sedangkan secara perusahaan, nyaris tidak ada yang mendunia. World Economic Forum memperkirakan, di dunia Arab, 85 persen perusahaan sukses, dimiliki oleh keluarga.

Lebih lanjut, Daoud mengungkap sebuah ironi. Beberapa atlet Arab berhasil meraih medali emas Olimpiade, tapi “semua atlet ini menang dalam pertandingan individu cabang atletik. Dalam olahraga kelompok, tim Arab gagal total”.

Baca juga : KUHP Baru Akan Direvisi?

(Tiba-tiba terbayang Indonesia. Negara yang sekarang terpolarisasi akibat politik. Negara besar yang memiliki banyak pemain sepakbola berbakat, tapi belum mampu melahirkan tim nasional yang hebat).

Apakah kita juga punya penyakit kronis menahun: terpecah belah, mudah diadu domba dan hanya mementingkan diri sendiri serta kelompok?

Tak perlu menunggu pertandingan semifinal Kroasia vs Argentina atau Maroko vs Prancis untuk menjawab pertanyaan ini. Jawabannya sudah bisa dirasakan, dan harus segera dicari obatnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.