Dark/Light Mode

Siklus Kenaikan Harga Pangan

Rabu, 13 Desember 2023 00:25 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga pangan kita memiliki siklus kenaikan yang begitu kukuh, sehingga seperti tidak bisa dikendalikan. Setiap menjelang perayaan-perayaan besar, seperti Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru, beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan. Siklus itu juga berlaku pada tiap musim. Saat terjadi kemarau panjang atau musim penghujan, harga pangan merangkak.

Fenomena siklus ini bukan hanya baru. Sejak era reformasi, mungkin sejak Orde Baru, sudah ada. Sayangnya, sampai sekarang, belum ada obat mujarab atau jurus ampuh dari Pemerintah untuk mengatasi siklus ini. Setiap tahun selalu terjadi. Ujung-ujungnya rakyat kecil yang menjadi korban, karena harus menanggung kenaikan harga tersebut dengan isi kantong mereka yang pas-pasan.

Baca juga : Atikoh Soroti Kenaikan Harga Cabai Di Serang, Gibran Ke Pasar Rumput

Menjelang Natal dan Tahun Baru ini, siklus tersebut kembali terasa. Harga cabe, bawang, gula, ayam, daging, merangkak naik. Yang paling tinggi dialami cabe rawit. Harganya ada yang sampai menyentuh Rp 130.000 kilogram.

Untuk beras, kondisinya stabil mahal. Hampir setahun terakhir, harga beras tak kunjung turun. Awalnya, kenaikan ini dianggap sebagai dampak El Nino yang membuat produksi dalam negeri turun. Pemerintah pun melakukan impor, namun tak kunjung juga menurunkan harga besar. Saat beberapa daerah sudah mulai panen raya, harga beras tetap anteng mahal.

Baca juga : Selundupkan Hewan Langka Di Celana Dalam

Tingginya harga pangan ini mendapat sorotan Presiden Jokowi. Dalam Sidang Kabinet Paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/12/2023), Jokowi meminta jajarannya memerhatikan dan mengatasi kenaikan harga pangan ini. Kementerian Keuangan juga memberikan perhatian serius. Sebab, kenaikan harga pangan bisa mendorong kenaikan inflasi.

Dengan kondisi ini, harusnya masalah kenaikan harga pangan “dikoyok” bareng-bareng. Tidak hanya oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait. Tapi oleh semua. Sebab, jika cuma satu atau dua Kementerian/Lembaga yang bergerak, siklus kenaikan harga pangan itu sulit dikalahkan.

Baca juga : Jaga Kebhinnekaan, Lestarikan Harmoni Kearifan Lokal

Karena itu, mulai sekarang harus segera dipetakan dan dibagi tugas dengan baik untuk mengatasi masalah ini. Kementerian Pertanian harus fokus meningkatkan produksi, Kementerian Perdagangan mengawasi distribusi, Badan Pangan Nasional menjaga stok, Bulog menyediakan pasokan, Kementerian Perhubungan membantu transportasi distribusi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyediakan infrastruktur pertanian, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyediakan alat agar pangan kita tahan lama, Pemda menjamin pangan dapat diterima masyarakat dengan baik, dan lain-lain.

Jika semua bekerja dan bergotong royong, siklus kenaikan itu tentu bisa kita lawan. Dengan begitu, rakyat kecil tidak lagi menjadi korban.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.