Dark/Light Mode

Ketika Corona Berlalu…

Selasa, 31 Maret 2020 02:39 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Corona belum berakhir, tapi di Twitter sudah bergema tagar #WhenCoronaVirusIsOver. Tagar ini menjadi trending di beberapa negara, termasuk Indonesia. Ya, ketika Corona berlalu, banyak pertanyaan yang perlu dijawab.

Apa yang terjadi, apa yang akan dilakukan pertama kali di luar rumah, bagaimana kondisi sosial ekonomi dan politik, bagaimana ini dan itu. Banyak sekali.

Apakah layak itu ditanyakan sekarang, sementara yang sedang dihadapi saja belum ada kepastian dan kejelasan. Apakah itu pantas ditanyakan ketika istilah karantina atau lockdown saja masih diperdebatkan?

Layak dan penting. Bahwa sekarang semua kekuatan dikerahkan untuk menghadapi Corona, iya, penting. Sangat penting. Tapi, bagaimana setelah Corona berlalu, juga jangan disepelekan. Sekarang: penting. Nanti: itu yang utama. Penting dan utama. Sama saja.

Baca juga : Berkejaran Dengan Waktu

Setelah Corona, dampaknya yang luas dan multidimensi, akan dilalui dengan usaha yang keras. Recovery di segala aspek di tengah ekonomi yang melambat, butuh perjuangan ekstra.

Karena itu, perlu bagi-bagi tugas. Ada tim yang sekarang menghadapi Corona, perlu juga tim “pencuci piring” yang memikirkan dan merencanakan apa yang akan dilakukan setelah Corona berlalu. Bukankah kita memiliki banyak orang hebat dan pintar?

Jangan ada yang gagap lagi. Persiapkan semuanya dengan baik dan matang. Dari sekarang. Karena, setelah Corona berlalu, situasi dan kondisinya, di segala aspek, tidaklah mudah.

Bagi rakyat, memikirkan apa yang terjadi dan akan dilakukan #WhenCoronaVirusIsOver, bisa menjadi katup pelepas ketegangan. Ada yang ingin segera memeluk orangtua atau pasangan. Ada yang ingin segera kongkow-kongkow dengan teman, nge-mal, kembali berenang dan berolahraga, berburu kuliner, pulang kampung atau jalan-jalan ke luar negeri.

Baca juga : Lawan Corona, Mulai Dari 0

Yang ingin segera berjualan, mencari makan, juga banyak. Tukang siomai, sate ayam, pecel lele, tahu gejrot, nasi goreng, tukang sayur, tukang buah, tukang krupuk, tukang semir sepatu, tukang parkir, buruh tani, buruh angkut barang, kuli, tukang bangunan, petani, nelayan, tukang ojek, pedagang di pasar, semuanya ingin kembali beraktifitas normal. Seperti biasa.

Semua perlu dipikirkan. Dari sekarang. Bagaimana langkah dan  skala prioritasnya, sangat penting. Namun, secara sosial ekonomi, kelompok yang paling rentanlah yang perlu diutamakan. Mereka yang “bekerja hari ini untuk makan hari ini”.

Semoga, setelah Corona berlalu, “tatanan dunia baru” bisa membuat kita, bangsa dan negara ini, naik kelas. Bukan malah tatanan yang melahirkan kesenjangan dan persoalan baru.

Karena, ada juga kekhawatiran, ketika Corona berlalu: semua berangkat dari garis start yang sama namun dengan transportasi dan bekal yang berbeda-beda.

Baca juga : Kenapa DPR Didahulukan?

Ada yang menggunakan pesawat terbang, mobil, motor atau sepeda. Ada yang punya kendaraan tapi tak bisa beli bahan bakar. Bahkan, di tengah panas terik, ada yang berjalan kaki, menggendong orangtua, anak dan bayi, tanpa alas kaki, dengan tenaga tersisa dan bekal seadanya yang kian menipis. Matanya nanar. Terhuyung-huyung.

Ketika Corona berlalu, mereka semua tetap warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.