Dark/Light Mode

Berkejaran Dengan Waktu

Minggu, 29 Maret 2020 05:33 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertanyaannya masih sama seperti minggu lalu: lockdown atau tidak. Jawabannya juga masih sama: belum ada jawaban.

Pemerintah masih meminta waktu. Peraturannya sedang dibahas. Kemungkinan akan ada Peraturan Pemerintah (PP) yang mengatur ini. Bisa jadi, minggu depan akan diumumkan.

Hasilnya lockdown atau bukan? Tampaknya bukan. Namanya karantina wilayah. Itu memang istilah resmi yang ada di UU. Tapi intinya kira-kira hampir mirip. Atau, kalau masih mau pakai istilah lockdown, ya lockdown parsial. Separuh. Bukan se-Indonesia, juga mungkin bukan satu provinsi.

Kenapa? Pemerintah tentu punya alasan, sampai sedetail-detailnya. Kebijakan juga perlu dipikirkan matang-matang, apalagi kalau menyangkut lockdown, mengarantina satu wilayah. Apa pun kebijakan yang akan diambil, kita harap itulah yang terbaik.

Baca juga : Lawan Corona, Mulai Dari 0

Masalahnya sekarang, kita berkejaran dengan waktu. Misalnya, begitu ada (hanya) imbauan supaya tidak mudik lebaran, ternyata sudah banyak yang “nyolong start”. Mudik duluan. Akibatnya, beberapa daerah, terutama di Jawa, “dipenuhi” perantau asal Jakarta.

Jakarta adalah zona merah Corona. Wajar kalau beberapa daerah ketakutan menerima pendatang dari Jakarta.

Tegal misalnya, sudah menyatakan mengunci diri. Walikotanya mengatakan: Lockdown. Tapi, akhirnya “dibantah” Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Menurut Gubernur, yang dilakukan hanya “ïsolasi terbatas”.

Inilah repotnya. Kita masih saja berdebat soal istilah. Sama seperti waktu Jakarta dilanda banjir, yang diributkan “normalisasi atau naturaliasi”. Seorang anggota DPRD kemudian menegaskan: yang penting kerjanisasi.

Baca juga : Kenapa DPR Didahulukan?

Apa pun yang akhirnya akan diputuskan nanti lewat PP, yang penting kesiapannya. Dari segala aspek; keuangan, aparatnya, terutama jaringan pengaman sosialnya. Karena, ada sedikit saja yang “melenceng”, misalnya pembagian yang tidak merata atau dinilai tidak adil,  bisa menimbulkan kegaduhan baru. Apalagi di era media social yang super cepat ini. Semua itu perlu diantisipasi.

Minta masukan dari banyak pihak. Dari segala sudut pandang. Karena, terkadang, situasi di lapangan tidak terselami sangat dalam oleh tim penyusun peraturan.

Juga perlu ada ketegasan. Lebih dari sekadar imbauan. Karena itu, perlu petunjuk teknis yang jelas. Karena, kalau masih berstatus imbauan, sementara di lapangan sudah sangat tegas, main paksa, bisa menimbulkan kesan tidak sejalan. Tidak sinkron.

Semoga satu dua hari ini, Indonesia sudah menemukan peta jalan yang lebih jelas mengenai penanganan Corona. Kalau sudah siap, go! Jalan! Bergerak serentak, dari pusat sampai daerah. Gotong royong, kerjasama, sama-sama kerja. Karena, kita berkejaran dengan jam yang terus bergerak.

Baca juga : Istilah Corona, Jangan Sulit-sulit

Semoga krisis ini bisa segera dilewati.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.