Dark/Light Mode

Masker dan Cairan Cuci Tangan

Minggu, 8 Maret 2020 05:57 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Masker sangat mahal, hand sanitizer harganya selangit, jahe merah dan sejumlah tanaman obat, harganya ikut-ikutan melambung. Di beberapa super market, orang-orang memborong sembako. Ada apa?

Bisa jadi ini hanya ikut-ikutan karena tidak ada info yang akurat dan meyakinkan. Bisa juga karena belum ada otoritas yang bisa dipercaya dan menenangkan.

Bayangkan, misalnya, di sebuah kapal pesiar, tiba-tiba ada kabar, di antara penumpangnya ada yang terkena Virus Corona, betapa paniknya mereka. Kalau tak segera ditenangkan, pasti tambah panik.

Baca juga : Belajar dari Singapura

Bahkan, di sebuah kapal pesiar yang tidak ada Virus Corona pun kepanikan bisa terjadi. Walau sudah jelas tidak ada virus dan di kapal tersebut sangat steril, ketika ada sekelompok orang iseng berlari ke arah kapal penyelamat sambil berteriak, “Awas! Kapal akan tenggelam,” para penumpang lain pasti akan ikut-ikutan berlari. Tanpa tahu sebab musababnya. Hanya ikut-ikutan saja.

Itu psikologi massa. Mungkin tepatnya psikologi orang yang khawatir kehilangan. Misalnya, orang akan khawatir dan terasa nyesek kalau kehilangan satu juta rupiah dibanding mendapatkan satu juta rupiah. Padahal nilainya sama.

Di Indonesia, kita sudah merasakan beberapa kepanikan ini. Sangat wajar dan mestinya,  kita belajar dari kasus-kasus sebelumnya, seperti SARS atau Mers.

Baca juga : Corona, Jangan Berebut Panggung

Untuk kasus Corona misalnya, publik sempat kurang yakin ketika Menteri Kesehatan muncul pertama kali. Kita percaya bahwa Menkes sangat pintar dan hebat. Kita yakin. Tapi secara komunikasi publik, terasa lebih pas kalau yang berbicara adalah Achmad Yurianto, yang kemudian diangkat sebagai juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona. Achmad adalah Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Sesditjen P2P) Kemenkes.

Semoga kita bisa belajar banyak dari kasus Korona ini. Mulai dari penanganan di saat pra, saat kejadian, dampak-dampaknya sampai pasca kejadian, kita sudah memiliki prosedur tetap atau standar operasional yang jelas.

Kita berharap tak ada lagi kelangkaan, apa pun produknya, termasuk kelangkaan sembako. Karena, dampaknya akan menyengsarakan rakyat. Semoga beberapa hari ke depan tidak ada lagi kelangkaan masker atau cairan pencuci tangan.

Baca juga : Begitulah Politik

Dan yang tak kalah bahayanya, kalau orang-orang penting justru tidak menggunakan masker dan memperlihatkan muka mereka, tanpa ada yang ditutup-tutupi. Tapi, sesungguhnya, semua itu palsu.

Mereka kemudian datang ke pasar kambing, membeli kambing hitam. Ketika pulang, mereka memakai hand sanitizer. Cuci tangan. Mereka tersenyum. Rakyat gelisah. Khawatir. Bertanya-tanya.

Tapi kita yakin, itu tidak akan terjadi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.