Dark/Light Mode

Corona, Kita Dapat Apa?

Selasa, 17 Maret 2020 03:52 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketika dilanda virus SARS pada 2002, China “melahirkan” Alibaba. Perusahaan e-commerce ini memanfaatkan perubahan gaya belanja konsumen di China akibat meluasnya SARS. Sekarang Alibaba Group menjadi konglomerasi multinasional yang bergerak dan menguasai banyak bidang.

Bagaimana Indonesia? Apakah Virus Corona akan melahirkan ide-ide, temuan dan terobosan baru?

Mestinya, iya. Bisa. Ada sesuatu yang dihasilkan. Ada “bekas indah” yang ditinggalkannya. Contoh kecil, belajar di rumah yang mulai berlaku kemarin.

Di hari pertama, orang tua dan murid tampak bingung mengenai pola dan caranya. Grup WA orang tua bersahut-sahutan, saling menanyakan. Tapi, setelah ditekuni beberapa saat, ketemu caranya. Bisa.

Baca juga : Panik dan Waspada, Siapkan Payung

Dari sini mestinya ditemukan atau disempurnakan bagaimana pola, cara modul dan sistem belajar jarak jauh. Bagaimana melahirkan e-learning baku yang efektif dan mudah diakses. Bagaimana mengawasi murid di “kelas” online. Bagaimana supaya murid selalu terpantau dan tidak “bolos”.  Ini menjadi proses belajar yang baik bagi pemerintah, guru, orangtua dan murid. 

Corona ini menjadi momentum bagi Kemendikbud untuk melahirkan standar baku e-learning. Sistem serta kurikulum standar yang bisa diterapkan untuk mengantisipasi kejadian luar biasa. Bukankah Mendikbud kita, Nadiem Makarim, sangat ahli dibidang ini? Dia pasti bisa. Yakin.

Itu di bidang pendidikan. Di bidang lainnya, tentu banyak yang bisa ditemukan. Kesehatan misalnya. Standar tinggi di saat Corona, seperti rajin cuci tangan, tutup mulut saat batuk, mestinya bisa diteruskan. Jadi budaya bangsa ini. Jangan “panas-panas tai ayam”.

Di bidang lain, medis atau penelitian misalnya, mestinya, kepada dunia, kita “menyumbangkan” jenis obat asli Indonesia untuk menghadapi virus. Bukankah kita memiliki banyak sekali tanaman obat yang bisa dikembangkan?

Baca juga : KPK, Kapan OTT Lagi?

Selain jahe merah atau empon-empon yang sekarang sedang popular, kita masih memiliki ragam tanaman obat yang  bisa dikembangkan lebih serius.

Mestinya, Corona membuat kita lebih mandiri dalam penyediaan bahan baku obat. Karena, sampai sekarang, 95 persen bahan baku obat Indonesia masih bergantung ke China? Ini bisa jadi peluang.

Di balik Corona yang membuat kita kalang kabut, selalu ada peluang. Ketika badai berlalu, yang ditinggalkannnya bukan hanya situasi dan kondisi porak poranda, tapi ada “sesuatu” yang kita dapat. Kita biasa menyebutnya hikmah.

Paling tidak, bangsa ini menjadi lebih kuat. Lebih bersatu. Ada temuan-temuan dan terobosan baru. Juga untuk pemerintah, supaya tidak terkesan gagap.

Baca juga : Menyiasati Corona

Dengan demikian, Corona menjadi ujian menarik yang semua tantangannya bisa dikalahkan. Di ujungnya, ketika pembagian rapor kita dinyatakan naik kelas. Juara pula.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.