Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

DPR, Tunda Dululah…

Minggu, 5 April 2020 05:01 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - DPR sebaiknya fokus saja dulu ke Corona. Tidak membahas isu lain, apalagi yang berpotensi gaduh dan kontroversi. Misalnya, UU Omnibus Law dan RUU KUHP. Atau, wacana membebaskan koruptor.

Tunjukkanlah empati kepada rakyat yang sedang dihantam Corona. Para tenaga kesehatan yang setiap hari mengeluhkan kurangnya alat pelindung diri. Mereka yang ekonominya sangat terdampak Corona. Bantu dan awasilah pemerintah yang sedang menghadapi ujian sangat berat ini. Kalau perlu, dua atau tiga bulan gaji semua anggota DPR dipotong untuk rakyat.

Inilah saatnya tunjukkan keberpihakan kepada rakyat. Bukan hanya saat kampanye atau pemilu. Karena, selama ini, parpol selalu dicap kerap memakai strategi “rangkul lalu menghilang”. Muncul kalau ada maunya.

Baca juga : Corona, Ada Temuan Baru?

Kalau belum mampu menyenangkan, setidaknya jangan menyakiti. Dua pekan lalu misalnya, DPR merencanakan test Corona untuk sekitar 2.000 anggotanya beserta keluarga dan orang dekat di tengah teriakan rakyat mengenai kurangnya alat test.

Mestinya, inilah saatnya DPR, terutama Komisi yang mengurus kesehatan, tampil di depan. Di Komisi ini cukup banyak yang mengerti mengenai kesehatan. Tapi, sejauh ini, kita jarang mendengar suara mereka. Atau mereka memberikan masukan dan kritikan secara diam-diam? Entahlah.

Yang kita tahu, di tengah heboh Corona, ada anggota DPR yang memilih berlibur ke Eropa dan membagikan kegiatannya lewat media sosial. Tak pelak, dia banyak dikritik.

Baca juga : Ketika Corona Berlalu…

Kamis (3/4) lalu, kiprah DPR kembali dipertanyakan. Karena, dalam Rapat Paripurna, DPR membacakan Surat Presiden terkait RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Dengan demikian, pembahasan RUU itu resmi diserahkan ke Badan Legislasi (Baleg) untuk dibahas.

Akibatnya, kelompok buruh bereaksi. Seperti dibangunkan, organisasi buruh langsung menyatakan sikap bahwa mereka akan mendatangi DPR. Mereka berencana menggelar aksi yang melibatkan 50.000 orang pertengahan April ini, apa pun risikonya. Sebelumnya, mereka membatalkan aksi pada Senin (23/3) karena virus Corona. Mereka berempati.

Semoga wakil rakyat bijak menentukan prioritas. Kawal dan awasi kebijakan pemerintah. Misalnya, penggunaan anggaran Rp 405,1 triliun yang diluncurkan pemerintah untuk penanganam  Covid-19. Jangan sampai kita mendengar kabar ada parpol atau anggota DPR yang justru terlibat penyelewengan dana tersebut.

Baca juga : Berkejaran Dengan Waktu

Di saat-saat krisis seperti ini, politisi seharusnya tampil di depan dengan aksi-aksi solutif dan menenangkan. Bukan malah mengundang kegaduhan yang membuat rakyat gelisah lalu terkuras energinya dan berkurang daya tahannya.

Politik adalah obat. Bukan virus tak terlihat yang diam-diam menyerang di saat daya tahan tubuh rakyat sedang menurun, lalu berteriak, “masuk itu barang…!”. Bukan. Bukan itu.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.