Dark/Light Mode

`Juara` Asean dan New Banal

Kamis, 18 Juni 2020 04:35 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Alarm Corona masih berbunyi nyaring. Kemarin, Indonesia menyalip Singapura dalam dalam kategori infeksi terbanyak. Rabu (17/6), Indonesia menjadi yang tertinggi di Asean: 43.431 kasus. Singapura turun ke urutan kedua dengan total 41.216 kasus.

Pengakuan pemerintah bahwa yang terdeteksi belum seratus persen membuka potensi terjadinya lonjakan drastis. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara “menakutkan” di dunia. Status ini bisa berdampak terhadap pariwisata dan investasi. Ekonomi Indonesia bisa terseok lebih lama lagi.

Ini sangat mengkhawatirkan. Karena, di saat beberapa negara sudah mulai bangkit dari keterpurukan akibat Corona, kita masih berjuang keras. Bukan hanya ancaman Corona gelombang kedua, bahkan gelombang pertama pun masih menjadi ancaman serius.

Baca juga : Menggigit Koruptor

Para investor dan para wisatawan yang akan berinvestasi atau berwisata, tentu akan melihat data-data tersebut sebelum berinvestasi atau mengunjungi sebuah negara. Deep Knowledge Group (DKG) misalnya, dalam laporan terbarunya menyusun peringkat negara paling aman di dunia dari ancaman Covid-19

Di mana posisi Indonesia? Dari 100 negara yang diteliti, Indonesia berada di posisi 97. Urutan keempat dari bawah! Swiss menjadi negara teraman di dunia. Sedangkan negara yang baru merdeka, Sudan Selatan, menempati urutan paling buncit atau paling berbahaya di dunia.

Di atas Sudan Selatan bertengger tiga negara Asia Tenggara, yakni Laos (99), Kamboja (98) lalu Indonesia (97). Negara teraman di Asia Tenggara versi DKG adalah Singapura (4), lalu Vietnam (20) dan Malaysia (30).

Baca juga : Novel Komedi: Tragis, Lucu

Lembaga peneliti ini adalah konsorsium perusahaan dan organisasi nirlaba milik Deep Knowledge Ventures yang berbasis di Hong Kong. Laporan setebal 250 halaman ini mengacu pada 130 parameter. Di antaranya, tracing dan deteksi, kesiapan sistem kesehatan, efektifitas karantina, dan kemampuan pemerintah.

Laporan ini memberi kita peringatan kewaspadaan kuat bahwa negeri ini masih perlu berjuang sangat keras melawan Corona dan dampak-dampaknya. Perlu ketegasan dan kesadaran yang lebih tinggi lagi.

Yang mengkhawatirkan, ada kesan bahwa kesadaran beberapa minggu terakhir, mulai menurun. Ini sangat berbeda dengan bulan Maret atau April. Bulan Juni ini, kondisinya seperti sudah normal.

Baca juga : Utang Debat

Ketika pemerintah mengumumkan pasien nomor 01 dan 02, Maret lalu, Indonesia tersentak. Ketika sekarang sudah puluhan ribu, kenapa seolah-olah jadi biasa saja? Inikah new-banalitas itu?

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.