Dark/Light Mode

Indonesia Move On

Senin, 22 April 2019 10:02 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Semua sudah berusaha. Habis-habisan. Baik sang ‘Pengantin’ maupun para pengiring, tak lupa para undangan, pesta hajatan demokrasi lima tahunan, hari Rabu lalu sejatinya akhir dan puncak pesta dengan memungut suara. Siapa yang akan keluar jadi pemenang, di awal pekan sepertinya akan ketahuan. Meski belum official sudah ketahuan via quick-count, namun cukup untuk segera mengambil sikap. Harus ada yang keluar sebagai pemenang. Siapapun yang keluar memenangi kompetisi politik ini, agregat keme- nangannya cukup signifikan.

Agregat yang mampu menutup ruang fakta dan atau opini kecurangan dalam penyelenggaraan pesta. Sebab bila terlalu tipis lalu menguat sikap skeptis Pilpres jujur dan adil, maka bisa memunculkan realitas politik yang suram. Beberapa tokoh sudah mengancam pengerahan massa yang akan diorganisir dalam term aksi mengerikan dalam sejarah perpolitikan: people power.

Baca juga : Untuk Indonesia

Bila sampai terjadi maka ibu pertiwi akan melewati hari-hari yang melelahkan. Pemberitaan media massa dan sosial media akan disesaki dengan cerita, meme, histeria, dan audio-visual yang bisa membuat hati semakin miris, mengiris. Oleh karenanya, agregat kemenangan yang cukup menganga bisa meminimalisir desakan pemilu ulang. Juga, agregatnya diambang aman jika pun muncul dugaan kecurangan dan rekayasa. Harus ada yang mengundurkan ego dan rasa percaya berlebih yang bisa merusak mental demokrasi siap kalah. Ini sangat penting jadi bagian selfreminder semua pihak.

Demokrasi ialah soal kesiapan para peserta untuk siap kalah dan siap menang. Sayangnya, sampai hari ini, kedua kontestan Pilpres hanya menyiapkan mental diri menang semuanya. Bukan hanya para ‘Pengantin’-nya tapi para pengiring-pendukung yang acapkali lebih ribut, bahkan anarkis. Oleh karena- nya penting para ‘Pengantin’ punya cara membangun kesiapan mental kalah bagi para supportersnya apalagi kalangan garis keras. Kita tidak mau, sang Pengantin yang malah justru tidak siap kalah. Lalu teriak, menggalang, dan mendesak Pilpres ulang. Sungguh ini horor demokrasi. Berapa triliun lagi ongkos demokrasi yang harus dikeluarkan negeri ini.

Baca juga : Indonesia Masih Bisa Tumbuh Di Atas 5 Persen

Bukan soal uangnya juga, tapi soal kekhawatiran memperpanjang usia gontok-gontokkan sesama anak bangsa karena perbedaan keyakinan dan pilihan politik seperti selama ini. Oleh karenanya mari selesaikan semuanya hari ini. Indonesia memilih. Dan berharap hasil pilihan Indonesia ini tidak menyisakan masalah. Semoga Tuhan berkahi dengan hasil yang masing-masing merasa legowo dan nrimo. Hasil yang tidak tergoyahkan oleh provokasi segelintir elit. Semua untuk kemenangan Indonesia. Di atas segalanya, Indonesia harua terus move on.*

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.