Dark/Light Mode

Profesionalisme PSSI Jadi Kunci Pendorong Prestasi Sepak Bola Indonesia

Kamis, 1 Desember 2022 16:16 WIB
Foto: Ilustrasi pendukung Timnas/Istimewa
Foto: Ilustrasi pendukung Timnas/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Perbaikan sepak bola Indonesia merupakan suatu keharusan. Hal ini didorong oleh tampilnya negara-negara Asia yang berhasil menunjukkan tajinya di ajang Piala Dunia 2022 di Qatar. Bahkan, mampu mengalahkan beberapa tim besar. Sperti Arab Saudi mengalahkan Argentina, Jepang mengalahkan Jerman dan Iran mengalahkan Wales.

Pemerhati sepak bola sekaligus mantan pemain Semen Padang FC, Gafar Lestaluhu mengatakan, profesionalisme dalam pengelolaan organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menjadi kunci untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Baik tim nasional (Timnas) maupun klub-klub di liga Indonesia.

“Kalau profesional sudah tentu berdampak baik buat prestasi sepak bola Indonesia,” kata Lestaluhu saat dihubungi, Kamis (1/12).

Lestaluhu setuju jika dilakukan revolusi besar-besaran di kompetisi lokal. Untuk melakukan ini, dimulai dengan membenahi total di induk organisasinya, yakni PSSI.

PSSI harus menunjukkan profesionalisme terhadap sepak bola Indonesia, dengan melanjutkan kompetisi Liga Indonesia, baik liga satu, liga dua dan liga tiga sampai selesai, baru bisa dibilang profesional.

Pasalnya, berhentinya liga Indonesia sangat berdampak besar pada sepak bola Indonesia. Semua aktivitas sepak bola berhenti, dan ini dipastikan akan menurunkan kualitas para pemain, baik pemain Timnas maupun pemain liga.

Baca juga : Kepala BNPT Dorong Mahasantri Lirboyo Jaga Nilai Keindonesiaan

Karena sampai saat ini, dampaknya sangat luar biasa dan berpengaruh sekali dalam pembinaan baik di tingkat profesional hingga di bawahnya atau amatir, bahkan di usia grassroot.

“Sebagai praktisi sepak bola, kami berharap kompetisi sepak bola Indonesia tetap berjalan, sehingga hasilnya juga untuk kepentingan Timnas. Lihat saja, Pelatih Timnas (Shin Tae-Yong) juga berharap kompetisi berjalan,” harapnya.

Dikatakan pelatih di Liga tiga itu, reformasi PSSI akan dimulai saat Kongres Luar Biasa (KLB) nanti. Artinya, kesempatan untuk membenahi PSSI sangat besar.

Selain itu, profesionalisme pengelolaan sepak bola Indonesia hanya bisa diwujudkan dengan menempatkan orang-orang tepat, kompeten mengurusi PSSI. Dengan kata lain, kepentingan utama mengurus PSSI untuk memajukan sepak bola Indonesia.

“Kami berharap, dengan reformasi PSSI mampu membawa perubahan. Karena dari reformasi ke reformasi belum ada perkembangan signifikan,” ucapnya.

Diakui Lestaluhu, jelang KLB beberapa nama kandidat Ketum PSSI mulai bermunculan. Kemunculan para kandidat ini menandakan banyak putra bangsa yang ingin memajukan sepak bola Indonesia. Kendati begitu, pemilik hak suara (klub) harus teliti memilih Ketum PSSI baru agar keinginan mereformasi PSSI terealisasi.

Baca juga : Koordinasi TPIP Dengan TPID Jadi Kunci Pengendalian Inflasi

“Sosok yang tepat pimpin PSSI itu adalah orang yang loyal dan mau berkorban untuk kepentingan Timnas dan sepak bola Indonesia. Siapapun orangnya, sekalipun Erick Thohir,” ujarnya.

Terkait munculnya nama Menteri BUMN Erick Thohir sebagai kandidat Ketum PSSI, Lestaluhu mengaku respek dengan pengalaman yang dimiliki Erick Thohir dalam dunia sepak bola.

“Beliau punya track record dalam hal pengembangan sepak bola. Beliau pernah menjadi Presiden Inter Milan. Saham beliau mayoritas di Inter Milan,” ungkapnya.

Bagi Lestaluhu, langkah perbaikan PSSI sangat baik dan harus didukung dengan perbaikan realistis. Artinya, perbaikan dilakukan pada program-program yang tidak berjalan, bukan mengubah seluruh program.

Ke depan, Lestaluhu berharap PSSI mampu memperkuat kompetensi klub-klub lokal. Belajar pada apa yang dilakukan oleh federasi sepak bola Arab Saudi. Saat ini, klub-klub liga Arab Saudi menjadi salah satu raksasa di dalam kompetisi Asia. Bahkan Al Hilal menjadi klub paling sukses di Asia saat ini.

Lestaluhu menyayangkan sikap Pemerintah dan PSSI membekukan sepak bola Indonesia akibat tragedi Kanjuruhan Malang. Padahal, tragedi tersebut bisa diproses secara hukum tanpa menghentikan sepak bola.

Baca juga : Perkuat Konten Digital, Telkom Ubah Melon Jadi Nuon Digital Indonesia

Sebab, banyak pihak yang hidupnya tergantung pada kompetisi sepak bola, baik pemain, klub hingga usaha masyarakat kecil.■

 

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.