Dark/Light Mode

Manajemen Pengamanan Pertandingan Sepak Bola Buruk, IPW Sentil PSSI

Selasa, 3 Januari 2023 15:50 WIB
Foto : Ilustrasi pertandingan sepak bola/ Istimewa
Foto : Ilustrasi pertandingan sepak bola/ Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyoroti buruknya manajemen pengamanan pertandingan sepak bola oleh federasi sepak bola Indonesia atau PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia).

Sugeng menilai, PSSI lalai terhadap keselamatan suporter dan pemain. Hal itu tercermin dari beberapa aksi kekerasan yang terjadi dalam sepak bola Indonesia. Sebut saja, saat kerusuhan di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Stadion Kanjuruhan Malang, dan aksi kekerasan kepada bus yang membawa pemain Timnas Thailand di areal Stadion GBK dalam lanjutan Piala AFF beberapa waktu lalu.

“Tindakan pelanggaran hukum oleh suporter yang kemudian membuat meneror tim sepak bola Thailand sangat memalukan. Itu menjadi tanggung jawab pengurus PSSI,” kata Sugeng kepada wartawan, Selasa (3/1).

Baca juga : Ganjar Bikin Jateng Jadi Provinsi Dengan Pengawasan Pangan Segar Terbaik Di Indonesia

Menurut Sugeng, sikap anarkis suporter ini tak lepas dari buruknya pengelolaan PSSI dalam memberikan rasa aman dan nyaman dalam pertandingan. Pasalnya, pengurus PSSI saat ini tidak mendengarkan rekomendasi dari FIFA untuk melakukan transformasi terhadap sepak bola Indonesia, termasuk pada penanganan massa suporter.

“Jadi, sikap suporter yang cenderung anarkis, cermin PSSI yang buruk kepemimpinan. PSSI yang tidak peduli kepada pembinaan klub dan suporter,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Sugeng mendesak PSSI secepatnya direvolusi total dengan menggantikan kepengurusan sekarang. Sudah banyak kelalaian yang dilakukan, termasuk mengabaikan instruksi FIFA.

Baca juga : Ganjar: RTLH, Permodalan Dan Pelatihan Jadi Proyek Jateng Turunkan Angka Kemiskianan

“Sudah waktunya kepemimpinan PSSI diganti, apalagi sudah ada arahan atau perintah dari FIFA,” tegasnya.

Sugeng menyayangkan, PSSI terlihat acuh dan tidak peduli terhadap rekomendasi FIFA. PSSI juga terkesan acuh terhadap penanganan kasus tragedi Kanjuruhan Malang. Hal itu terlihat dari sikap acuh PSSI setelah Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita dibebaskan dari tuntutan hukum.

“Tidak ada tindakan dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya,” katanya.

Baca juga : Manfaat Program Transformasi Perpustakaan Sejahterakan Masyarakat

Dalam konteks itu, Sugeng mendesak agar Kongres Luar Biasa (KLB) menjadi momentum transformasi yang dimaknai sebagai perombakan organisasi dan kepengurusan di tubuh PSSI.

Kongres PSSI harus dilakukan terbuka. Penyelenggaranya juga melibatkan pemerintah dan pihak-pihak lain, seperti pemerhati bola diberi kesempatan terlibat juga,” katanya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.