Dark/Light Mode

Sudah Cetak Atlet Dunia

Icuk Sugiarto: Harusnya KPAI Berterima Kasih Pada PB Djarum

Senin, 9 September 2019 16:45 WIB
Pemain bulutangkis legendaris tunggal putra Icuk Sugiarto. (Foto: Istimewa).
Pemain bulutangkis legendaris tunggal putra Icuk Sugiarto. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Beragam pendapat muncul menyikapi tudingan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap eksploitasi anak kepada Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum.

Salah satunya dilontarkan legenda bulutangkis tunggal putra Icuk Sugiarto. Icuk, sapaan akrab Icuk Sugiarto Juara dunia bulutangkis 1983 yang sudah hampir 25 tahun membina anak-anak berlatih di klub Pelita Bakrie Jakarta mengatakan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) harus bijak melihat apa yang dilakukan PB Djarum membina anak-anak usia dini bermain bulutangkis mulai dari nol hingga menjadi juara dunia. 

Icuk menilai apa yang dilakukan PB Djarum adalah eksploitasi bernilai positif yang sangat membanggakan Indonesia di dunia internasional. PB Djarum sudah mencetak banyak atlet dengan prestasi dunia termasuk mereka yang merebut medali emas di Olimpiade.

Baca juga : Soal Pembibitan Atlet Usia Dini, Erick Thohir Ingin Satukan Persepsi PB Djarum dan KPAI

“KPAI tidak bisa melihat eksploitasi anak di PB Djarum atau klub-klub lainnya dengan kacamata kuda. Karena yang dilakukan PB Djarum adalah pembinaan atlet yang tidak ada hubungannya antara anak-anak yang dilatih sebagai pemain bulutangkis dan Djarum sebagai produsen rokok. Pasalnya, anak didik PB Djarum tidak bersentuhan langsung dengan perusahaan rokok Djarum," ungkap Icuk pada RMco.id, Senin (9/9).

Menurut Icuk, justru KPAI harus berterima kasih kepada PB Djarum atau klub-klub bulutangkis yang sudah melahirkan banyak atlet dengan prestasi dunia.

Karena eksploitasi yang dilakukan PB Djarum adalah eksploitasi positif yang membuat seseorang yang bukan apa-apa menjadi seorang miliarder dengan prestasi yang dicapainya.

Baca juga : AMPG: Nusron Harusnya Berterima Kasih ke Airlangga Hartarto

“Eksploitasi yang dilakukan PB Djarum sangat berbeda dengan eksploitasi yang dilakukan para orangtua yang menyuruh anak-anaknya menjadi pengemis, atau orangtua yang memaksa anaknya bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

PB Djarum itu konteksnya membina, mendidik, dan melatih seorang anak untuk menjadi sang juara,” kata Icuk yang kini sedang membangun sebuah Resort dan Sport Center di daerah Kadudampit, Sukabumi, Jawa Barat.

Lebih jauh Icuk menjelaskan, PB Djarum dikelola lewat sebuah Yayasan bernama Djarum Fondation. Dimana soal anggaran pembinaan atlet PB Djarum disalurkan lewat Djarum Fondation, sehingga anak-anak yang dilatih bermain bulutangkis tidak bersentuhan dengan rokok.

Baca juga : Kiai Maruf Ucapkan Terima Kasih Pada Warga Jabar

Apalagi, kata Icuk, apa yang dilakukan PB Djarum sudah berlangsung jauh sebelum lembaga bernama KPAI itu lahir pada tahun 2002. Jadi sangat tidak pantas kalau KPAI menuding PB Djarum mengeksploitasi anak.

“Jika tuduhannya mengeksploitasi anak dalam bentuk memaksa anak bermain bulutangkis, kenapa tidak semua klub yang membina anak usia dini diperlakukan sama dengan PB Djarum? Ini ada apa di balik itu semua? Kok tiba-tiba KPAI hanya menyorot PB Djarum tetapi tidak dengan yang lain,” pungkas Icuk. [WUR] 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.