Dark/Light Mode

Menuju Olimpiade 2024, PBSI Benahi Mental Atlet

Kamis, 12 Oktober 2023 05:31 WIB
Anthony Sinisuka Ginting. (Foto : PBSI)
Anthony Sinisuka Ginting. (Foto : PBSI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) membeberkan sejumlah poin untuk memperbaiki prestasi para atletnya. Hal itu buntut kegagalan tim bulutangkis Merah Putih di Asian Games 2023 Hangzhou.

Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI Rionny Mainaky mengungkapkan, ada 16 poin jadi sorotan, dan akan dibenahi. Poin-poin itu didapat dari hasil evaluasi yang digelar Senin (9/10).

“Pertama, kami mohon maaf atas kegagalan ini, dan ini merupakan tanggung jawab saya,” ujar Rionny, di Pelatnas Cipayung, Rabu (12/10).

Kedua, Rionny menyampaikan terima kasih atas dukungan dan motivasi seluruh pihak berupa saran, kritik dan masukan kepada. Itu, kata dia, akan menjadi bahan evaluasi untuk melakukan pembenahan demi perbaikan.

Baca juga : PKS Siap Tantang Petahana

Ketiga, dalam evaluasi yang digelar di Pelatnas PBSI Cipayung, Rionny bersama para pelatih, pengurus harian, dan tim pendukung, sudah menyatakan komitmen untuk bersama-sama berbenah.

Tidak saling menyalahkan, dan saling mendukung bersama-sama berbenah dan mencari solusi terbaik untuk membangkitkan kembali prestasi bulutangkis Indonesia.

Keempat, menurutnya, kegagalan di Asian Games Hangzhou, bukan semata karena faktor fisik. Kondisi fisik pemain tetap prima, walaupun hasilya kalah.

Para pemain tidak bisa menunjukkan performa terbaik karena mendapat tekanan mental harus juara, tidak boleh kalah. Hasilnya, dan merupakan poin kelima, para pemain tegang, tertekan, dan tidak bisa menikmati permainan.

Baca juga : Kejuaraan Dunia 2023, Putri KW Dan Chico Menang Mudah

Mereka tidak bisa keluar dari tekanan mental harus menang. Mental, fokus, konsentrasi, dan tidak bisa keluar dari beban harus menang. “Semua kelemahan pemain ini coba kami benahi,” ucapnya.

Poin keenam, dia memberi contoh Jonatan Christie yang kalah karena ragu-ragu, kurang yakin, dan tegang. Rionny menilai, Jojo terlalu kepikiran tidak mau mengecewakan tim.

Dampaknya, main kurang nyaman dan terbebani, shingga banyak melakukan kesalahan sendiri. Ketujuh, hal serupa terjadi pada Gregoria Mariska Tunjung.

Dia melihat ada ketegangan. Sudah berupaya keras, tetapi tetap tak berhasil melepas rasa tegang. Akhirnya banyak salah dan serba ragu-ragu.

Baca juga : 2 Kali Jeblok, PSSI Fokus Benahi Timnas U-17

Kedelapan, ganda putra Fajar Alfian/Rian Ardianto, kalah speed and power. Kakak Rexy Mainaky menegaskan, Fajar/Rian harus bisa lebih maksimal dan fokus dalam menjalankan program latihan fisik.

Harus bisa merancang strategi bermain yang lebih variatif dan tak monoton. Kesembilan, kata Rionny, para pelatih sudah berkomitmen bersama pemain untuk membenahi soal bagaimana bisa mengubah tekanan dan keinginan harus menang ini bukan sebagai beban.

Tapi diubah menjadi motivasi. “Pelatih akan lebih banyak bicara dari hati ke hati dengan pemain. Gairah, antusias, dan semangat pemain untuk tidak mau kalah harus terus dikobarkan,” bebernya. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.