Dark/Light Mode

Sebelum Meninggal, Lisa Dirawat Karena Epilepsi: Sempat Terjatuh Kening Berdarah

Minggu, 14 Januari 2024 17:29 WIB
Atlet angkat besi Lisa Rumbewas. (Foto: X/KEMENPORA_RI)
Atlet angkat besi Lisa Rumbewas. (Foto: X/KEMENPORA_RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Atlet angkat besi Lisa Rumbewas meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura, Papua, pada Minggu, (14/1), dinihari. Sebelum meninggal, keningnya terbentur dan berdarah usai penyakit epilepsi yang dideritanya kambuh.

Menurut cerita ibundanya, Ida Aldamina Korwa, saat serangan epilepsi itu, Lisa terjatuh dan kehilangan kesadaran. Ia pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Provita Jayapura, sejak Sabtu (6/1).

"Kebetulan saat itu obatnya habis, ketika kambuh di malam hari dia di kamar. Ia terjatuh, tak sadar dan keningnya sudah berdarah," kata Ida, mengutip keterangan tertulis NOC Indonesia.

Setelah kejadian itu, lanjut Ida, Lisa dirawat selama 3 hari di sana.  Baru kemudian dirujuk ke RSUD Jayapura pada Senin siang hingga kemudian menghembuskan napas terakhirnya dini hari tadi.

Baca juga : Kecelakaan Kereta Sungguh Menyedihkan

Selama perawatan di rumah sakit, Lisa juga mengalami kejang yang cukup parah. Tim dokter memberikan obat anti-kejang dan beberapa obat lainnya. 

Ida menyampaikan bahwa Lisa juga mengalami infeksi paru-paru dan penurunan kadar albumin selama masa perawatan.

Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, menyampaikan bela sungkawa mendalam atas kepergian Lisa Rumbewas. Lisa menurutnya bukan saja seorang atlet berprestasi, tetapi juga sosok pejuang yang berdedikasi, semangat, dan kebanggaan bagi Indonesia.

"Kami kehilangan pahlawan olahraga, mentor, dan inspirasi bagi banyak atlet muda," ujar Okto.

Baca juga : Hoaxs Cuma Sementara, Bisa Dikalahkan Dengan Budaya & Semangat Persatuan

Menurutnya, Lisa Rumbewas bukan hanya seorang atlet yang mengukir prestasi, tetapi juga merupakan sosok pejuang yang berdedikasi, penuh semangat, dan kebanggaan bagi Indonesia. 

"Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi dunia olahraga," sambungnya.

Atlet lifter yang lahir pada 10 September 1980 itu telah mengukir prestasi gemilang di dunia angkat besi.

Debutnya di panggung Olimpiade 2000 Sydney langsung memukau dengan meraih medali perak di kelas 49kg. Konsistensinya terlihat dengan medali perak lagi di Olimpiade Athena 2004, dan medali perunggu yang kemudian diubah menjadi perak di Olimpiade Beijing 2008.

Baca juga : Tersingkir Di China Masters, Jorji: Terlalu Lama Beradaptasi

Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, namun prestasinya akan selalu diingat sebagai inspirasi bagi generasi atlet Indonesia. 

Semoga keluarga yang ditinggalkan dapat menjalani masa sulit ini dengan kekuatan dan ketabahan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.