Dark/Light Mode

Korban Wafat Tragedi Kanjuruhan Bertambah 1, Total 133 Meninggal

Selasa, 18 Oktober 2022 16:45 WIB
Suasana rusuh usai Arema Vs Persebaya di Stadiona Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. (Foto : Ist)
Suasana rusuh usai Arema Vs Persebaya di Stadiona Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022. (Foto : Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Korban Tragedi Kanjuruhan bertambah satu orang. Seorang Aremania yang dirawat di RSUD dr. Saiful Anwar (RSSA) atas nama Andy Setiawan meninggal dunia pada Selasa (18/10/2022) siang. Total jumlah yang wafat kini menjadi 133 orang.

Dokter Eko Novianto, Staf ICU RSSA menjelaskan, Andy merupakan pasien yang dibawa ke RSSA sejak Minggu (2/10/2022) dini hari. Sejak masuk hingga meninggal, Andy selalu dirawat di ruang ICU.

“Pasien ini sejak masuk ICU dengan kondisi yang sudah kritis, ada penurunan kesadaran, dan ada cedera di beberapa tempat atau multiple trauma. Kami lakukan tindakan, perawatan di ICU dengan intensif,” kata Eko dilansir laman resmi Aremania, Selasa (18/10).

Baca juga : 8 Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat Di RSSA, 4 Kritis Di ICU

“Kami awasi, observasi menyeluruh kondisinya. Memang selama 16 hari ini kami pantau terus tidak stabil, dan kritis. Dengan keparahannya itu pukul 13.20 WIB kami nyatakan wafat.”

Dokter Eko membeberkan penyebab meninggalnya Andy Setiawan. Menurutnya, penyebab meninggalnya bukanlah efek gas air mata, tapi lebih ke multiple trauma atau banyaknya luka yang diderita.

Menurutnya, Andy mengalami memar di paru-paru, patah tulang di tulang iga, dan tulang pahanya sebelah kanan. Multiple trauma itulah yang menjadi pemicu penurunan kondisi pada Andy.

Baca juga : Ini Dosa-dosa PSSI Dalam Tragedi Kanjuruhan Menurut TGIPF

“Multiple trauma itu yang menjadi penyebab kematiannya, bukan karena efek gas air mata,” imbuhnya.

Dokter Eko menegaskan, pihak ICU RSSA sudah melakukan upaya yang maksimal untuk perbaikan kondisi Andy sebelum meninggal. Bahkan, sudah banyak tindakan yang dilakukan dokter untuknya selama 16 hari dirawat.

“Kami memberikan alat bantu pernapasan atau ventilator, itu untuk menjamin suplai oksigen kepada pasien akibat cedera pada paru-parunya. Ada pula tindakan diagnostik lainnya,” sambungnya.

Baca juga : Yang Punya Dosa Di Kanjuruhan Bukan Cuma PSSI, Ini Rinciannya Menurut TGIPF

“Kondisi pasien tidak stabil, sehingga tidak dilakukan operasi. Tapi, kami lakukan tindakan skin traksi (perawatan pada kulit) untuk patah tulang di pahanya agar tidak bertambah parah.”

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.