BREAKING NEWS
 

M. Nuh Bicara Pers Dan Pandemi

Medsos Itu Cepat, Tapi Kesahihannya Rendah

Reporter & Editor :
APRIANTO
Selasa, 9 Februari 2021 06:40 WIB
Ketua Dewan Pers, Muhammad Nuh. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Cukup segitu saja Pak sarannya agar media tetap hidup?

Selanjutnya, keutuhan. Media tidak boleh lagi terjebak dengan paradigma, apakah yang penting itu substansi media atau media sebagai kendaraan, tapi kedua-duanya. Karena kesempurnaan itu bukan “di” atau “tetapi”. Substansi media adalah data informasi, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Makanya, kita harus kelola dengan baik. 

Kalau media digitalnya sudah menjamur, nasib media non digital gimana Pak?

Ujung-ujungnya konvergensi. Secara fisik, itu bukan kompetensi lagi, melainkan kompetisi. Tapi, harus sinergi dan konvergensi. Kalau kita tidak mau melakukan itu, berarti kita hidup di zaman digital, tapi filosofinya tidak dapat. Makanya, yang biasanya berkompetisi harus bergeser ke sinergi. Lalu, melakukan konvergensi dari berbagai macam platform.

Apakah memanfaatkan medsos bisa membantu?

Baca juga : Bu Risma, Nyerah?

Ya, mau tidak mau harus ekspansi, cari sumber lain. Cara mainnya lebih besar. Adu kreativitas. Adu inovasi. Siapa yang punya kreativitas tinggi, maka dia akan dapat banyak. Yang tidak punya inovasi, dia bisa kosong.

Media digital juga harus berhadapan dengan citizen journalism. Bagaimana itu Pak?

Yang namanya media itu kendaraan. Kontennya adalah informasi. Kalau target media konvensional, termasuk media mainstream, tidak memikirkan informasi sahih, maka akan tertinggal dari medsos. Medsos itu cepat, tapi kesahihannya rendah.

Idealnya, cepat juga shahih. Gitu ya Pak?

Kalau fungsi kecepatan dan ketepatan diambil dengan fungsi kesahihan tinggi, insya Allah media konvensional yang bertransformasi digital tetap akan dapat pembaca. Karena, dipercaya publik. Kalau tidak, katakanlah kesahihan, kecepatannya dan ketepatannya sama dengan medsos, apa bedanya. Yang jadi taruhan adalah kesahihan yang diikuti, kecepatan dan ketetapan.

Baca juga : CIMB Niaga Terbitkan Panduan Pembiayaan Kebun Kelapa Sawit

Apakah ada pergeseran konten pemberitaan yang diminati publik?

Publik butuh berita yang bisa menjawab kebutuhan mereka. Maka, sifat updating jadi penting. Masyarakat sedang haus informasi sehingga produksi informasi itu harus terus dibentuk. Ini sangat beragam.

Di saat pandemi ini, apakah ada peningkatan pengguna media digital?

Saya kira banyak. Karena orang-orang lagi banyak waktu lapang akhirnya main informasi. Angka itu bisa dicek di traffic perusahaan-perusahaan telekomunikasi. Traffic data jauh lebih dahsyat. Artinya, orang memanfaatkan waktu yang sangat luar biasa. Berbeda jika orang-orang sedang dalam kesibukan  bekerja seperti sebelum pandemi.

Jadi, selama pandemi, tentu orang lebih banyak main handphone. Main data dan informasi sehingga ini sebenarnya peluang buat media digital.

Baca juga : BUMN Buru Dana Lewat Surat Utang

Terakhir Pak, di Hari Pers Nasional ini, apa yang ingin Bapak sampaikan ke insan pers juga industri media yang saat ini sedang berjuang di tengah pandemi?

Rumus dasarnya, setiap persoalan, kalau kita jadikan tantangan dan peluang, ya kita akan dapat. Tapi, kalau setiap persoalan kita jadikan hambatan, ya kita tidak akan dapat. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense