BREAKING NEWS
 

Gula Langka, Mendag Buka Impor 3 Juta Ton Rafinasi

Reporter : KINTAN PANDU JATI
Editor : MUHAMAD FIKY
Kamis, 20 Februari 2020 09:34 WIB
Impor gula rafinasi siap dibuka

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) gula rafinasi sebanyak 3 juta ton. Hal ini untuk mengatasi kelangkaan yang sebelumnya sempat dikeluhkan industri makanan dan minuman. 

Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto mengungkapkan, SPI gula rafinasi 3 juta ton untuk kebutuhan sepanjang tahun ini. 

“Rafinasi sudah keluar, sudah keluar semua (izin impornya). Setahun itu kurang lebih 3 juta ton. Tahun ini, sudah keluar sampai 6 bulan ke depan separuhnya,” katanya di Jakarta, kemarin. 

Sementara untuk impor kebutuhan gula konsumsi, kata Agus, masih menunggu rekomendasi dari Kementerian Perindustrian. Kalau pun dilakukan impor akan disesuaikan dengan kebutuhan. 

Baca juga : Mendag Masih Mikir-mikir Buat Impor 200 Ribu Ton Gula

“Jadi nanti setiap impor, kami tunggu untuk rekomendasi dari perindustrian. Jadi kami koordinasilah, supaya terkendali juga masalah stok ini nantinya,” ujarnya. 

Agus mengatakan, dalam waktu dekat akan digelar rapat koordinasi terbatas (rakortas) membahas stok gula menjelang bulan puasa dan lebaran.“Semua pengajuan (impor) harus berdasarkan rakortas,” jelasnya. 

Adsense

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menambahkan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo segala macam impor akan dikendalikan dengan tepat. 

“Jangan sampai merusak petani kita. Harganya jangan terlalu murah. Terlalu mahal apa lagi,” tegasnya. 

Baca juga : Pekerja KAI Peduli Tanggap Bencana Banjir di Kota Tangerang

Untuk mengantisipasi kenaikan harga gula konsumsi, pemerintah mengeluarkan stok dan operasi pasar. Pengeluaran stok gula pasir konsumsi ini dilakukan secara bertahap. “Prosesnya sedang berjalan,” ucapnya. 

Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono menjelaskan, impor gula langsung diputuskan dalam rapat koordinasi level Kementerian Koordinator Perekonomian pada tahun lalu untuk menutup kekurangan produksi dalam negeri. 

Impor gula tidak membutuhkan rekomendasi Kementan karena diputuskan oleh Menteri Koordinator Perekonomian. Adapun izin impor diterbitkan langsung oleh Kemendag. 

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen menilai, pemerintah terlalu mudah mengambil kebijakan impor. 

Baca juga : Komisi VI Ingatkan Mendag Siapkan Stok Pangan Ramadan

Di sisi lain nasib petani tebu terus tertekan. Soal kenaikan harga gula saat ini masih dianggapnya wajar karena petani pun butuh dapat keuntungan. Ia khawatir bila sedikit-sedikit kebijakan impor dilakukan maka Indonesia akan terus ketergantungan dengan negara lain.“Kami pelan-pelan terbunuh,” katanya. 

Menurut Soemitro gula impor bisa menekan harga di dalam negeri. Apalagi gula impor yang masuk dari India, dapat fasilitas keringanan impor sebagai bentuk kerja sama perdagangan dengan sawit. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense