Dark/Light Mode

Daging Lokal Dianggap Mahal

Impor Daging Kerbau India Apa Sanggup Tekan Harga?

Jumat, 27 Desember 2019 10:49 WIB
Pemerintah berencana akan impor daging kerbau
Pemerintah berencana akan impor daging kerbau

RM.id  Rakyat Merdeka - Impor daging kerbau mulai dibahas kembali di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, kemarin. Rencananya, keran impor dari India akan dibuka tahun depan. Namun, kebijakan ini diprediksi tak efektif menurunkan harga daging lokal.

Impor 60 ribu ton daging kerbau dilakukan untuk menjaga stabilisasi harga daging nasional. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Ke mentan) Agung Hendriadi mengungkapkan, jumlah ini memang lebih kecil dari alokasi 2019. 

Pemerintah melalui rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebelumnya telah memutuskan kuota impor daging kerbau sebanyak 100 ribu ton untuk tahun 2019. 

Agung mengatakan, alokasi impor 60 ribu ton daging kerbau akan dilakukan oleh Perum Bulog. Tujuannya, untuk mengurangi alokasi impor daging kerbau India, karena tahun ini realisasinya di bawah kuota. 

Baca juga : Tanggap Bencana Banjir Bandang di Sigi, Pertamina Salurkan Bantuan

“Tahun ini realisasinya sudah ada 80 ribu ton daging kerbau,” katanya usai rapat koordinasi terkait pangan di Kemenko Perekonomian, Jakarta, kemarin. 

Selain itu, kata Agung, pemerintah juga berniat membuka impor sapi bakalan. Agung menjelaskan, sapi bakalan yang akan diimpor sebanyak 550 ribu ekor. Sapi bakalan adalah sapi hidup yang bakal digemukkan terlebih dulu usai tiba di dalam negeri agar bobotnya naik. 

Pemerintah juga berencana mengimpor daging sapi dan daging kerbau untuk industri 129 ribu ton. Untuk impor daging kerbau beku biasanya diberikan pada Perum Bulog. 

“Impor tersebut sudah diputuskan. Namun, belum ditetapkan kapan impor akan direalisasikan dan siapa yang ditugaskan untuk mengimpor,” jelasnya. 

Baca juga : Siapa Yang Tepat Jadi Dirut Garuda?

Khusus daging sapi dan kerbau untuk industri, dari mana diimpor, juga masih dicari. Tapi, seperti tahun-tahun sebelumnya, impor kedua daging tersebut umumnya berasal dari Brasil dan Australia. 

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengakui, pemerintah akan buka keran impor daging lagi tahun depan. Tapi, keputusan finalnya akan ditetapkan minggu depan. Agus mengatakan, pihaknya memang akan menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor daging sapi Brasil. Namun, untuk jumlahnya belum diketahui. 

“Jadi nanti Bulog impor daging sapi Brasil. Kita dengan Bulog,” ungkapnya. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku, masih belum mendapat penugasan. Menurut Buwas, sapaan Budi Waseso, keputusan impor daging masih menunggu keputusan dari Menko Perekonomian. 

Baca juga : Menag Imbau PTKI Kembangkan Moderasi Beragama

“Belum, belum diputuskan. Itu kan tergantung Menteri Perekonomian. Bulog kan sifatnya penugasan. Kita nggak mintaminta, kalau penugasan diminta ya kita laksanakan. Kalau nggak ya nggak apa-apa juga,” ujar Buwas. 

Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf memperingatkan soal potensi jebakan pangan atau food trap akibat kebijakan impor daging dari India. 

Peningkatan permintaan daging asal India dinilai dapat menyebabkan harga daging asal negara Asia Selatan tersebut meningkat ke depannya. “Keran impor daging India di-buka karena harapannya harga lebih murah. Tetapi kecenderungan harganya makin mahal,” katanya. 

Rochadi pun menyoroti risiko kesehatan yang dipertaruhkan Indonesia lantaran mengimpor daging asal India. Sebab, masih terdapat kekhawatiran akan penyakit kuku dan mulut (PKM) di negara tersebut. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.