Sebelumnya
Gelombang protes terus berjalan meski Pemerintah memblokir akses internet atau Facebook yang biasa digunakan untuk menggalang unjuk rasa.
Facebook menjadi platform untuk forum Gerakan Pembangkangan Sipil yang berkembang pesat di Myanmar.
Gerakan ini menginspirasi pegawai negeri, tenaga medis, profesional dan guru, berunjuk rasa untuk mogok kerja.
Baca juga : Tertular Demam “Ikatan Cinta”
Dalam video di Facebook, kemarin, para pengunjuk rasa di Yangon berbaris di jalan-jalan. Mereka berhadapan langsung dengan polisi antihuru-hara, yang bersiaga di beberapa lokasi. Tak dijelaskan bagaimana siaran itu bisa luput dari pemblokiran junta.
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa Bangsa (HAM PBB) mengingatkan, militer dan polisi harus memastikan hak massa untuk berkumpul secara damai, dihormati sepenuhnya.
“Militer berusaha melumpuhkan gerakan perlawanan, dan menjaga dari dunia luar, dengan memotong hampir semua akses internet. Namun, aksi terus berjalan,” kata Tom Andrews, pelapor khusus PBB untuk HAM di Myanmar.
Militer melakukan kudeta 1 Februari lalu gara-gara menuding Pemilu yang dimenangkan NLD berlangsung curang. Sejumlah tokoh politik utama, termasuk Aung San Suu Kyi ditahan.
Hingga kini, Suu Kyi belum diketahui kabarnya. Dia ditahan karena dituduh terlibat dalam impor walkie talkie ilegal.
Sesaat usai kudeta, junta mengumumkan keadan darurat selama satu tahun. Junta juga mengganti belasan menteri dalam kabinet. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.