Sebelumnya
“Ini bisa dimengerti. China dalam posisi baru sekarang. Dan Anda harus mengatur keseimbangan itu,” katanya.
Bila disuruh memilih, Lee mengaku, Singapura tidak akan pernah harus memilih antara China dan AS. Karena tidak mungkin untuk memilih satu. Terutama, ketika Singapura memiliki hubungan yang sangat intens dan luas dengan kedua negara.
“Mereka harus berdampingan. Karena, mereka tidak bisa menyingkirkan satu sama lain,” tegasnya.
Baca juga : Risma: Tak Ada Yang Sekeras Saya
China, lanjutnya, tidak sepertiUni Soviet yang pecah pada 1991. Perekonomian China tangguh, dengan orang-orang yang memiliki energi, kreativitas yang luar biasa dan akan terus maju serta tidak menyerah.
Sama dengan China, meski di AS ada perpecahan dan masalah politik yang serius, kedua negara tidak akan mati.
“Keduanya memiliki vitalitas dan daya tarik yang luar biasa bagi seluruh dunia. Jadi, mereka memang harus hidup berdampingan,” saran Lee.
Baca juga : Kadin Sumut Dorong Anindya Bakrie Maju Jadi Ketum Kadin Indonesia
Pada kesempatan itu juga, putra pendiri Singapura Lee Kuan Yew itu, mengkritik sejumlah kebijakan China yang menimbulkan ketidakpastian dan kecemasan dari sejumlah negara besar.
Seperti kebijakan mereformasi sistem Pemilihan Umum (Pemilu) di Hong Kong. Di bawah sistem yang baru, hanya mereka yang setia pada Beijing yang bisa terpilih jadi pejabat politik.
Langkah itu ditentang sejumlah negara. Termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa (UE) dan Inggris.
Baca juga : Benny Tjokro Kena Bidik Pasal Pencucian Uang Lagi
Lee juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, mustahil memberlalukan aturan tersebut dengan melihat situasi di Hong Kong kini.
Kendati langkah itu masih mendapatkan dukungan, tapi, pada saat yang sama, malah menyebabkan ketegangan dengan banyak negara lain.
Merujuk pada jajak pendapat publik seperti yang dilakukan lembaga riset AS Pew Research Center, yang melacak sentimen terhadap China di berbagai negara, Lee mengatakan, ada ketidakpastian dan kecemasan yang signifikan. Yakni, soal ke mana arah China. Dan apakah itu akan baik untuk mereka. [PYB]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.