BREAKING NEWS
 

Menghemat Politik Identitas (27)

Mencegah Permufakatan Jahat

Minggu, 11 September 2022 06:16 WIB
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Dari riwayat ini menyiratkan betapa pentingnya kekompa­kan antara sesama umat Islam dan betapa tercelanya permu­fakatan jahat antara sesama umat Islam, yang dianalogikan­nya sebagai orang kafir yang saling membunuh satu sama lain. Ia menegaskan bahwa: “Sesungguhnya darahmu, hartamu, kehormatanmu, jiwa dan ragamu semuanya haram seperti haramnya hari ini, di bulan ini.” Tidak boleh melakukan pembunuhan, termasuk pembunuhan karakter dengan cara menyampaikan aib saudaranya sendiri.

Sehubungan dengan ini, Nabi juga pernah menegaskan dalam suatu riwayat dari Suhail, dari bapaknya, mengatakan: Abu Hurairah telah menceritakan kepada kami bahwa ia telah mend­engar Nabi bersabda: Barangsiapa yang mencari tahu (mengin­tip) di rumah seseorang, lalu ia ditusuk matanya sehingga jadi buta, maka kebutaannya menjadi sia-sia (tidak ada hukuman). (HR Abu Daud, Sunan Abi Daud, Jilid 4, hal. 504).

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa suatu ketika sahabat Nabi bernama Abu Dzar al-Ghifari berkata: “Dahulu manusia seperti dedaunan yang tidak ada durinya, tetapi kemudian mereka menjadi duri-duri yang tidak ada daunnya”.

Baca juga : Strategi Islam Di Dalam Bela Negara Dan Cinta Tanah Air

Pernyataan ini secara tegas mengingatkan kita untuk berhati-hati, karena seringkali ada orang dalam tahap awal persahabatan sangat baik nyaris tanpa cacat. Namun, kemu­dian ia menjadi jahat nyaris tanpa kebaikan.

Kita diminta berhati-hati memilih sahabat, karena tidak mustahil akan menjadi musuh utama di belakang hari. Pernyataan Nabi dalam hadis-hadis di atas sangat penting dicamkan bersama guna menghindari fitnah.

Al-Qur’an sendiri sejak awal mengingatkan kita agar menghindari segala bentuk upaya yang bisa melemahkan satu sama lain. Di antara ayat-ayat itu ialah:

Baca juga : Globalisasi Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kalian tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kalian menyesal atas perbuatanmu itu. (Q.S. Al-Hujurat/49:6).

Dalam ayat selanjutnya dikatakan: Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kalian mencela diri kalian sendiri dan janganlah kalian panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kalian menggunjing sebahagian yang lain.

Baca juga : Antara Orisinalitas Dan Kontinuitas

Sukakah salah seorang di antara kalian memakan dag­ing saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. (Q.S. Al-Hujurat/49:11-12). ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense