BREAKING NEWS
 

Jangan Benturkan Panglima Dengan KASAD

Kamis, 15 September 2022 07:40 WIB
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Sebagian jabatan struktural yang semula dijabat oleh seorang Kolonel, tiba-tiba dinaikkan jadi Brigjen (misalnya Danrem A jadi Danrem B, dari semula Kolonel dinaikkan pangkatnya jadi Brigjen komandannya). Beberapa jabatan yang semula Brigjen dinaikkan jadi Mayor Jenderal. Maka, jenderal-jenderal yang setengah menganggur di “ruang Staf Khusus” Mabesad makin mengecil jumlahnya. Ia pun “menciptakan” sejumlah jabatan struktural baru yang otomatis membutuhkan tambahan personil baru.

Langkah drastis dan berani dari Andika ada yang menyanjung, ada juga yang tidak setuju. Yang kurang setuju mengatakan personil-personil baru yang mendadak jadi pati atau ditempatkan di posisi lain, dilakukan/diputuskan oleh KASAD sendiri.

Baca juga : Sambo, BBM & Politisi Yang Ngebet Nyapres

Kini, setelah menjabat P5, ada juga sumber yang memberitahukan kami bahwa Andika nyaris tidak pernah menggelar rapat Wanjakti. Hampir semua mutasi dan penunjukan pejabat baru ditentukan sendiri oleh P5. Kami tidak tahu sampai sejauh mana kebenaran narasi ini.

Toh, selaku pengamat militer dan sekitar 15 tahun mengajar di Sesko TNI, kami yakin sekali TNI tetap solid, ngawur tudingan Simbolon bahwa TNI sedang digoyang fenomena insubordinasi, disharmoni, dan ketidakpatuhan, bahkan TNI sudah berubah seperti “gerombolan” yang tidak beda dengan LSM-LSM.

Baca juga : Jangan Naikkan Harga Pertalite Rp. 10.000!

Meski putera tentara berpangkat Letkol, Simbolon tidak tahu persis apa yang sedang terjadi di dalam tubuh TNI.  TNI sesungguhnya tetap solid, tidak mungkin ada upaya “kudeta” dan lain sebagainya. TNI amat berbeda dengan Polri. Dalam tubuh TNI chain of command dan budaya taat pada atasan sangatlah kuat. Dua kunci inilah yang tidak bakal membuat TNI porak-poranda.

Tapi, jika ada pihak-pihak tertentu yang mengipas-ngipas atau mengadu-domba antara satu piminan dengan pimpinannya dengan maksud-maksud jahat tertentu, harus kita lawan. Seorang pengamat militer bergelar Doktor menuding ribut-ribut seputar pimpinan TNI disebabkan karena TNI sudah diseret-seret ke ranah politik. Baik Andika maupun Dudung, katanya, diincar untuk menduduki jabatan Wakil Presiden oleh seorang politisi kondang. Apa benar? Tatkala Partai NasDem menunjuk Andika sebagai salah satu kandidat kuat Capres 2024 (setelah Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo) hasil Munas partai tersebut, Andika spontan menjawab: “Saya masih konsentrasi dengan tugas saya sebagai Panglima TNI”. Reaksi Jenderal Dudung? “Saya tidak pernah bermimpi jadi Presiden!”

Baca juga : Bagimu Negeri Lawan Penjahat

Maka, seyogianya presiden dan DPR menerbitkan peraturan yang melarang personil TNI aktif untuk berkiprah di bidang politik. Sekali TNI “main politik”, NKRI bisa goyah.

Spekulasi clash antara P5 dan KASAD yang sangat tidak mendasar, mudah-mudahan, bisa secepatnya lenyap setelah Simbolon menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kemarin (14 September) siang dalam forum yang difasilitasi oleh Ketua Komisi I DPR-RI. Simbolon menekankan sama sekali tidak punya niat untuk menjelek-jelekkan TNI. Istilah “[TNI seperti] gerombolan” yang terlontar dari mulutnya, tampaknya, cetusan dari emosi saja dalam pidato yang kebablasan. Pihak Mabesad pun sudah mengeluarkan press-release, minta semua pihak untuk menghentikan polemic P5 vs KASAD. Pihak-pihak – termasuk wakil-wakil rakyat di DPR -- yang tidak paham permasalahan diminta tidak sembarang mengeluarkan komentar yang bisa memancing situasi keruh! Stop benturkan Panglima TNI dan Kepala Staf Angkatan Darat!!  ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense