RM.id Rakyat Merdeka - Orang arif pernah menyadarkan kita bahwa “humanity is only one”, kemanusiaan itu hanya satu. Apapun jenis kelamin, etnik, agama, kewarganegaraan, warna kulit, dan status sosialnya mempunyai nilai dan harkat kemanusiaan yang sama.
Mereka mempunyai hak-haka asasi yang sama. Mereka ingin dimuliakan dan tidak ingin dihina dan didhalimi. Semua manusia memiliki perasaan yang bisa bahagia, senang, dan tertawa. Akan tetapi manusia yang sama juga bisa menderita, sedih, dan menangis. Rasa kemanusiaan itu bersifat universal, lintas geografis, etnik, kultural, agam, dan status sosial.
Baca juga : Menimbang Aspek Kontinuitas Dan Orisinalitas
Allah SWT juga sejak awal mengingatkan kita bahwa diri-Nya juga sangat memuliakan anak-anak manusia, sebagaimana ditegaskan dalam ayat: Walaqad karramna Bani Adam (Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam). (Q.S. Al-Isra’/17:70).
Ayat di atas menggunakan istilah karramna (memuliakan), bukannya menggunakan kata fadldlalna (menghormati). Yang pertama menekankan aspek kesakralan manusia dan yang kedua menekankan aspek provanitas manusia.
Baca juga : Belajar Dari Terobosan Nabi Yusuf
Itu artinya Allah SWT menempatkan manusia sebagai makhluk utama, konsisten dan sejalan dengan pernyataannya yang mengatakan manusia diciptakan dalam ciptaan terbaik (ahsan taqwim/Q.S. At-Tin/95:4).
Ayat di atas juga menggunakan kata Bani Adam (anak-anak cucu Adam), tidak dikatakan wa laqad karramna al-muslimun (Allah memuliakan orang-orang Islam).
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.