BREAKING NEWS
 

Perang Propaganda Semakin Panas

Sabtu, 6 April 2019 06:53 WIB
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Jadi ada juga survei opini yang ugly alias BURUK! Ada 3 kunci yang menentukan validasi dan akurasi hasil polling menurut Prof. Renka, yaitu:

(a) Pertanyaan yang diajukan kepada responden harus jelas dan in a natural fashion(JANGAN diarahkan!)

 (b) subyek yang dijadikan sampel harus betul-betul dipilih secara acak (random).

(c) sampling error tidak boleh terlalu besar dan riil, bukan dibuat/buat.

Maka, survei atau polling harus cukup besar untuk memperkecil sampling error. Toh, hasil survei yang bertubi-tubi tersebar di masyarakat 2 minggu terakhir ini dapat melemaskan urat-saraf pihak tertentu.

Baca juga : Kuncinya Di Tangan TNI Dan Polri

Yang diunggulkan merasa senang dan tersenyum-senyum; sebaliknya, yang “dikalahkan” oleh polling bisa dag-dig-dug jantungnya, marah-marah! Tim Kampanye Nasional Jokowi-Amin menyindir hasil survei yang menunjukkan Prabowo-Sandi hanya naik 4 persen dalam kurun waktu 6 bulan.

BPN Prabowo/Sandi balik menyindir TKN: “kalau memang bilang kita masih stuck, kenapa harus kalap?!” Hasil OTT terakhir oleh KPK terhadap anggota DPR membuahkan buntut panjang dan merembet ke ranah politik.

Seorang anggota DPR dari fraksi pendukung 01 diduga kuat menerima suap dari seorang pengusaha sebesar Rp. 1,5 miliar kewat 6X pemberian yang, katanya, merupakan bagian dari Rp. 8 miliar di dalam ratusan amplop.

Kecuali itu, ada juga dugaan Rp 6,5 miliar kepada anggota DPR yang berasal dari gratifikasi. Semua uang tersebut diduga sebagai amunisi untuk melancarkan “serangan fajar” pada detik-detik menjelang pencoblosan 17 April 2019.

Yang menarik dan mendebarkan adalah dugaan keterlibatan seorang Menteri dalam kasus suap ini, “karena jaringan B itu jaringannya ke Menteri”. Apa ini tanda-tanda bakal ada pihak tertentu yang siap main curang atau melanggar ketentuan KPU?

Baca juga : Kasus Siti Aisyah Jangan Digoreng

Di Indonesia, setiap pemilu atau Pilkada pada era reformasi selalu diramaikan oleh isu main curang dengan ragam bentuknya. Maka, KPU selalu kebanjiran laporan pihak-pihak yang merasa dirugikan, dan Mahkamah Konstitusi pun disibukkan oleh gugatan kontestan Pemilu.

Di Garut, seorang Kapolsek tiba-tiba “bernyanyi” bahwa dirinya dan semua Kapolsek di daerah Garut pernah dikumpulkan oleh atasannya, Kapolres Garut, untuk mengarahkan masyarakat mencoblos capres/cawapres tertentu.

Berita ini menimbulkan heboh cukup besar. Maklum, Kapolri dan Panglima TNI selama ini terus berikrar kedua instansi ini akan konsisten menjaga netralitas dalam Pemilu 2019.

Tapi, Kapolres yang dituding langsung membantah pernyataan Kapolsek. Ia balik menuding Kapolsek sakit hati karena dimutasikan, kemudian melempar isu yang tidak benar ini.

Dalam tempo 24 jam, Kapolsek yang naas itu mencabut pernyataannya. Kasus pun seolah dinyatakan sudah selesai...... Toh, banyak orang bertanya-tanya siapa yang benar dan siapa yang berbohong?! Tanyakan rumput yang bergoyang, jawab Ebet G. Ade, penyanyi kondang tempo hari.

Baca juga : Robertus, Kebebasan Yang Kebablasan

Waswas kubu No 02 dicurangi dalam Pemilu 2019, Amien Rais Ketua Dewan Kehormatan PAN pun mengeluarkan ancaman untuk menggerakkan aksi people power. Ancaman Pak Amien mengingatkan kita pada aksi Mei 1998 yang berhasil merontokkan kekuasaan Orde Baru.

Pertanyaannya: apakah pernyataan Amien untuk menggerakkan people power nanti semata-mata psywar dalam bentuk fear arousing communication atau serius? Propaganda, psywar dan gertak sambal kerap-kali memang sukar diprediksi secara tepat.

Yang jelas, dalam setiap pertempuran politik, apalagi di Indonesia, 3 senjata ini memang sering diluncurkan untuk menimbulkan ketakutan atau kepanikan di kalangan publik sekaligus melemaskan saraf lawan. Kini tinggal bagaimana “ketahanan saraf” kubu 01 menghadapi ancaman psywar lawannya !! ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense