BREAKING NEWS
 

Politisi Kebon Sirih Protes Anggaran PAM Dipangkas 79 Persen

Sulit Dapat Air Bersih, Warga DKI Terpaksa Beli

Reporter & Editor :
APRIANTO
Sabtu, 16 Oktober 2021 07:00 WIB
Ilustrasi Petugas melakukan pemeriksaan di Instalasi Produksi Air PT PAM Lyonnasise Jaya (Palyja) Pejompongan, Jakarta. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
“Kami minta seluruh warga menghemat penggunaan air bersih. Dari PAM Jaya dan juga dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang bekerja keras. Semoga seluruh wilayah Jakarta bisa mendapatkan layanan air bersih,” harap Riza.

Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan, pengolahan dan distribusi air bersih ke warga, belum dikelola serius. Pemasangan pipa PAM memang gratis. Namun, masih ada warga Jakarta belum menikmatinya.

Baca juga : Kasus Baru Masih Di Kisaran 10 Ribuan, DKI Nyodok Ke 5 Besar

“Warga masih mengeluhkan buruknya pelayanan dan kualitas air bersih (airnya kecil dan berbau) yang disalurkan. Penghentian kebocoran produksi air bersih dalam penyaluran belum signifikan dari tahun ke tahun,” katanya.

Anies berjanji, pipanisasi pelanggan ditingkatkan 200 persen dari jumlah pelanggan tahun 2015 secara bertahap. Dimulai dari daerah dengan akses dan kualitas air terburuk.

Baca juga : Tingkat Kesembuhan Tembus 91 Persen, Pemerintah Apresiasi Tenaga Kesehatan

Namun, di sisa satu tahun kepemimpinannya, pertumbuhan jumlah pelanggan hanya 0,2 persen per tahun. Cakupan layanan jaringan perpipaan pun tidak beranjak di angka 63 persen sejak tahun 2017.

Hingga kini, masih banyak sebagian warga Jakarta yang kesulitan mengakses air bersih. Terutama di wilayah kumuh dan padat penduduk di Jakarta Barat dan Utara. Warga terpaksa beli air bersih dengan harga tinggi, jauh dari tarif PAM Jaya untuk memenuhi kebutuhan air harian.

Baca juga : Menaker 10 Kali Rapat Bareng KDEI Taipei

Misalnya, di wilayah Sunter Agung, tepatnya di Jalan Ancol Selatan RW 03, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Warga di wilayah ini masih pakai air sumur. Meski sebagian ada yang pakai air PAM. Warga kudu bawa ember atau dirigen untuk mengambil air di sumur yang dibikin swadaya.

“Tiap hari kecil ngalirnya. PAM kenceng kalau malam saja. Jadi, hampir setiap hari warga memenuhi kebutuhan air ngambil di sumur,” kata seorang warga.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense