BREAKING NEWS
 

Radikalisme Menjamur di Media Sosial, Generasi Milenial Kudu Rebut Ruang Digital

Reporter & Editor :
FAQIH MUBAROK
Selasa, 1 Desember 2020 15:28 WIB
Staf Khusus Ketua Dawan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo saat seminar nasional bertajuk ”Pengamalan Nilai-nilai Pancasila: Peran Generasi Muda dalam Menjaga serta Merawat Kerukunan Umat Beragama di Indonesia”, Selasa (1/12/).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Peminaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengingatkan generasi muda untuk terus menjaga persatuan di tengah kemajemukan. Caranya yakni dengan saling berbagi satu dengan yang lain.

"Bangsa ini terdiri dari bebagai suku budaya dan agama. Dalam perbedaan itu, kita harus sharing atau berbagi karena walaupun berbeda kita semu mempunyi kesamaan yang disebut bhinneka tunggal ika," kata Yudian dalam seminar nasional bertajuk "Pengamalan Nilai-nilai Pancasila: Peran Generasi Muda dalam Menjaga serta Merawat Kerukunan Umat Beragama di Indonesia", Selasa (1/12/).

Seminar ini digelar berkat kerjasama BPIP dengan Badan Eksekutif Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM).

Baca juga : Peran Generasi Millenial Dalam Menangkal Hoax

Generasi milenial, kata Yudian, harus memiliki sikap moderat dalam hal apapun. Terutama dalam hal pemahaman agama. "Juga moderasi dalam tindakan dan prilaku. Ini agar Pancasila bertahan. Kunci dari moderasi adalah konsesus," tandasnya.

Sementara Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Antonius Benny Susetyo menekankan, dalam era digital, keragaman menjadi salah satu masalah. Padahal, semestinya bangsa Indonesia yang memiliki modal sosial, budaya, dan ekonomi, dapat harmonis dalam berbagai perbedaan yang ada.

Adsense

"Apalagi kita punya modal penting, Pancasila, yang terbukti berhasil menyatukan semua jenis perbedaan. Bahkan jadi kekuatan," tandas Romo Benny.

Baca juga : Saudi Gelar Konferensi Internasional Pertama Tentang Bakat Dan Kreativitas

Sayangnya, kini kehidupan berbangsa diancam oleh radikalisme. Pihak yang mengklaim kebenaran absolut dalam tafsir tunggal yang memaksakan kepada pihak lainnya.

Romo Benny menambahkan, radikalisme saat ini sudah menjamur melalui media sosial. Di tengah msyarakat yang kehilangan budaya kritis, konsumsi infomasi salah tanpa filtrasi, dapat memperburuk situasi kebangsaan ke depan.

Diingatkannya, radikalisme dan terorisme dapat diselesaikan jika ada sinergi dari semua elemen bangsa untuk memeranginya. Dia mengimbau, generasi muda yang waras harus ikut berjuang melawan ideologi dan gerakan menyimpang ini, dengan merebut ruang publik dan digital.

Baca juga : Generasi Milenial Juga Perlu Punya Rumah

"Tampilkan narasi persatuan dalam keberagaman. Generasi muda harus punya semangat yang sama, bahkan lebih besar dari generasi muda masa perjuangan kemerdekaan yang telah menyatukan bangsa ini dengan segala perbedaan," pungkas Romo Benny.

Presiden Mahasiswa BEM KM UGM 2020, M. Sulthan Faras mempercayai bahwa tidak agama yang mengajarkan kekerasan. Agama apapun, kata dia, mengajarkan toleransi dan wajib menerima perbedaan.

"Saya percaya dan meyakini bahwa tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dalam bentuk apapun, baik perkataan maupun perbuatan," ujarnya dalam kesempatan yang sama. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense