BREAKING NEWS
 

Tersesat Karena Google Maps

Reporter & Editor :
ADITYA NUGROHO
Minggu, 17 November 2019 03:25 WIB
Catatan :
ADITYA NUGROHO

RM.id  Rakyat Merdeka - Perjalanan saya ke Situ Gunung, Sukabumi, Jumat (8/11) lalu jadi pengalaman yang mungkin tak terlupakan. Bagaimana tidak, saya dibikin nyasar alias tersesat oleh aplikasi penunjuk jalan, Google Maps.

Tak tanggung-tanggung nyasarnya sampai mau ke jurang. Dari awal tidak ada yang mencurigakan dari aplikasi Google Maps. Jika dilihat jalurnya sudah benar semua. Karena itu, dengan pede langsung tancap gas.

Perjalanan dimulai dari rumah di Cibinong pukul 7 pagi. Berdasarkan Google Maps, jarak dari rumah sampai Situ Gunung sekitar 80 kilometer (km). Diprediksi sampai sana sekitar pukul 9.30. Itu hari kerja. Nggak kebayang kalau hari libur.

Baca juga : Kejurnas Pra-PON, Sudah 24 Karateka Lolos ke Papua

Perjalanan kami jalurnya lewat Tol Jagorawi. Kemudian masuk Tol Bocimi. Kehadiran Tol Bocomi lumayan memangkas ke macetan di Sukabumi. Biasanya, kalau lewat jalur biasa dari lampu merah Ciawi ke arah Rancamaya sudah kena macet.

Ini juga pertama kali saya mencoba Tol Bocimi. Tolnya masih sepi. Hanya ada 1-2 mobil saja. Tapi pemandangan cukup bagus karena ada Gunung Salak. Apalagi masih pagi. Sayang tol ini belum selesai semua. Jadi harus keluar di exit Tol Cigombong.

Adsense

Keluar dari tol, sudah disambut jalanan padat. Mungkin karena terlalu pagi. Tapi itu tak lama. Hanya terjadi di pasar. Yang bikin jalan agak padat juga karena lalu-lalang truk besar. Sukabumi juga terdapat banyak pabrik.

Baca juga : Pengetahuan Kesehatan Gigi di Grogol Masih Minim

Di daerah Cibadak jalanan macet lagi. Google Maps mengarahkan saya belok kiri. Saya ikuti arahan aplikasi. Jalannya naik turun dan berbelok. Tapi cukup besar jalannya. Ternyata jalan ini memotong macet. Kami keluar di jalan utama lagi.

Jaraknya semakin dekat. Akhirnya saya menemukan petunjuk arah Situ Ginung. Google Maps menyuruh belok kiri masuk jalan Kadudampit. Tiba-tiba di tengah jalan Google Maps mengarahkan kami belok kiri. Tanpa pikir panjang kami belok kiri. 

Jalannya cukup dua mobil. Kanan kirinya sawah. Yang bikin saya curiga kok jalan ke tempat wisata jelek dan sepi. Tidak ada angkot juga. Kemudian saya diarahkan belok kanan masuk gang. Jalannya cuma datu mobil. Kanan kiri rumah. Jalannya curam. Makin curiga saja.

Baca juga : Pertamina Go Global

Akhirnya yang ditakutkan kejadian juga. Kami papasan dengan mobil lain. Sebelah kanan kami jurang. Di sini agak lama karena harus maju mundur cantik. Saya penasaran, saya tanya warga yang ada. Mereka bilang kami salah jalan. Harusnya dari jalan utama tidak belok kiri. Lurus terus.

“Pak jangan pakai Maps. Banyak yang nyasar,” ujar salah satu warga. Kami pun langsung cari putaran. Abis langsung kembali ke jalan utama. 

Setelah lima belas menit akhirnya kami sampai di lokasi. Hmmm ternyata, aplikasi maps tidak selamanya betul. Yang paling betul ada kita tanya juga sama warga. Google Maps memang membuat kita sombong tak mau bertanya. Jadi buat kawan-kawan, hati-hati saat menggunakan Maps ke daerah baru. Usahakan bertanya ke warga jika ragu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense