Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Tokoh Papua Barat, Markus Yenu, setuju dengan usulan agar Badan Intelijen Negara (BIN) dipimpin sipil. Kepemimpinan sipil di BIN juga bukan hal baru. Bung Karno pernah menunjuk Dr Soebandrio jadi Kepala BIN di 1959-1965. Kemudian, ada Assad Ali sebagai Wakil Kepala BIN belum lama ini.
"Kita apresiasi jika Kepala BIN dari sipil. Dalam hal ini Bapak Suhendra Hadikuntono," ujar Markus Yenu, dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (27/10).
Baca juga : Lagi, PKS Usulkan HNW Jadi Pimpinan MPR
Dengan dipimpin sipil, yakni Suhendra Hadikuntono, Markus yakin, pendekatan yang dilakukan BIN, terutama terhadap Papua dan Papua Barat, akan lebih humanis. "Dengan pendekatan humanis, niscaya rakyat Papua akan lebih dimanusiakan," jelasnya.
Dia juga mengapresiasi usulan tersebut, lantaran menunjukkan adanya supremasi sipil. "Jangan semua lembaga dipimpin oleh figur polisi atau militer," sarannya.
Baca juga : Papua Mau Dibikin Seperti Silicon Valley
Dia berharap, dengan kepemimpinan sipil di BIN, masalah Papua bisa diselesaikan. "Selama BIN dipimpin tentara atau polisi, Papua tetap bergejolak. Kini saatnya sipil memimpin BIN," tegasnya.
Sipil, lanjut Markus, tentu punya pola pikir berbeda. Operasi intelijen akan mengedepankan prosperity approach (pendekatan kesejahteraan) daripada security approach (pendekatan keamanan). "Kalau Papua mau beres, salah satu simpulnya adalah Kepala BIN dari sipil," ucapnya. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya