Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sistem PPDB Zonasi Kudu Dievaluasi Total
Abdul Fikri Faqih: Sistem Zonasi Telah Makan Banyak Korban
Senin, 14 Agustus 2023 06:30 WIB
![Abdul Fikri Faqih, Wakil Ketua Komisi X DPR. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id Abdul Fikri Faqih, Wakil Ketua Komisi X DPR. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id](https://rm.id/images/img_bg/img-750x390.jpg)
Sebelumnya
Apa saja itu?
Ada yang rumahnya dekat, tapi beda wilayah pemerintahan. Jadi, diterima atau tidak, ada afirmasi. Kemudian, pakai radius. Itu ternyata bermasalah juga di kota-kota tertentu, di daerah-daerah tertentu yang mengikuti aturan rencana tata ruang dan wilayah. Ini kan belum ada jawaban yang komprehensif. Sehingga, munculah itu kartu keluarga palsu. Ada kartu keluarga yang diisi 10 orang. Bahkan, ada yang sampai 40 orang.
Selain itu?
Pemerataan kualitas pendidikan tidak dilakukan. Baik gradenya, tahapannya.
Baca juga : Satriwan Salim: Bukan Dihapus Total, Tapi Harus Diperbaiki
Apa dampaknya?
Kalau tidak adil, maka orang akan berebut ke sekolah yang dari dulu sekolah itu berkualitas. Artinya, tidak akan ada perkembangan perbaikan di dunia pendidikan, khususnya jalur pendidikan formal.
Bagaimana sebaiknya?
Mau pakai sistem zonasi, mau tidak sistem zonasi, filsafat pendidikan ini seperti orang naik kereta kencana yang ditarik banyak kuda.
Baca juga : Pemerataan Tidak Terjadi, Yang Unggul Makin Unggul
Apa maksud perumpaan kereta kencana?
Kereta kencana tidak tergantung pada kuda yang paling kuat, standarnya kuda yang paling lemah. Artinya, standar-standar pendidikan itu harus bisa dijalankan di Jakarta, di Aceh bisa dijalankan, di Papua bisa dijalankan.
Jadi, seperti kereta kencana yang ditarik banyak kuda, standar pendidikan bisa dijalankan bersama. Sehingga, boleh saja kalau kesimpulannya PPDB sistem zonasi dihapus. Tapi, bukan itu jawabannya.
Lalu detailnya seperti apa?
Baca juga : Antisipasi Kejahatan Digital Bagi Anak Disabilitas, Diperlukan Peran Orangtua
Hasil evaluasinya seperti apa, dihapus kalau hasil evaluasinya seperti apa, atau nanti terapinya seperti apa untuk persoalan-persoalan yang terjadi.
Misalnya?
Seperti adanya sogokan, domisili bodong, fasilitas sekolah, pemerataan kualitas guru. Sehingga, akhirnya bukan sama rupa sama rasa, tapi mengangkat bersama. Andaikan kemarin yang favorit hanya satu sekolah sehingga jadi rebutan, tahun berikutnya ada lima yang favorit, tahun selanjutnya bisa 10 dan seterusnya. NNM
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya