Dark/Light Mode

Milenial INDEF Evaluasi Ekonomi 2021

UMKM Masih Hadapi Banyak Hambatan

Kamis, 9 Desember 2021 17:34 WIB
Ekonom INDEF Eisha Magfiruha Rachbini. (Foto: ist)
Ekonom INDEF Eisha Magfiruha Rachbini. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Seperti apa ekonomi 2021 sebenarnya? Milenial INDEF membedahnya dalam webinar yang diselenggarakan, Rabu (8/12).

Hadir dua pembicara dalam acara itu, yaitu Eisha Magfiruha Rachbini, Ph.D dan Imaduddin Abdullah, Ph.D, Candidate.

Eisha mengulas peran dan kontribusi UMKM mendominasi struktur unit usaha dimana 99,9 persen struktur usaha di Indonesia dan bekonstribusi terhadap 60,51 persen Gross Domestic Product (GDP) serta menyerap 96,9 persen total lapangan pekerjaan di Indonesia.

Baca juga : Pameran ITAP 2021, Ajak Industri Evaluasi Bisnis Hadapi Pandemi

Dilihat dari struktur usaha, UMKM terbesar berada di sektor Pertanian 50 persen, lalu Perdagangan 30 persen dan logistic/komunikasi dan industri hanya sekitar 6-7 persen saja. Jika dilihat dari sektor usaha masih didominasi oleh sektor Pedagangan sebesar 63,5 persen, namun dari sektor usaha menengah UMKM masih sangat kecil yakni hanya 0,9 persen.

"Adapun kontribusi usaha mikro dan menengah terhadap GDP masih didominasi oleh sektor perdangangan 47,8 persen dan manufacturing 26,8 persen. Sementara sektor jasa lainnya sebear 20,6 persen, sementara kontribusi penyerapan terhadap sektor tenaga kerja dari usaha mikro dan menengah masih didominasi oleh sektor perdangangan 54,4 persen," lanjut Eisha.

Namun, tambah Eisha, meskipun peran sektor usaha mikro dan menengah demikian besar terhadap struktur usaha, GDP maupun penyerapan tenaga kerja, tetapi UMKM di Indonesia masih banyak sekali mengalami hambatan. Survei ADB menyebutkan UMKM Indonesia 75 persen mengalami hambatan di sektor keuangan terutama akses modal pada saat membuka dan menjalankan usahanya, serta dalam cicilan pembayaran.

Baca juga : Piala Uber 2020, Ribka/Fadia Petik Banyak Pengalaman

Pada saat puncak pandemi Covid-19, Eisha mengungkap, sebanyak 53,7 persen usaha kecil menengah di Indonesia mengakui alami penurunan usaha sampai 50 persen, meski pada gelombang kedua yang mengalami penurunan usaha tinggal 41,5 persen. Tetapi 67,77 persen sektor usaha mikro dan kecil pada puncak serangan mengaku mengalami penurunan usaha yang signifikan.

Namun demikian menyadari banyaknya pembatasan usaha pada serangan gelombang 1 dan 2 covid 19 sebagian UMKM mencoba mensiasati dengan masuk pada ekonomi digital.

Ke depan, kata dia, UMKM Indonesia memang harus lebih beradaptasi dengan pandemi, dengan lebih banyak menggunakan jasa ekonomi digital, juga harus naik kelas dan berpartisipasi dalam ekspor dan GVC (Global Value Change).

Baca juga : Indonesia Housing Forum 2021 Bahas Hunian Inklusif Berkelanjutan

“Terbukti kemudian, UMKM yang menggunakan teknologi digital pada saat pandemi ternyata menerima pendapatan 1,14 kali lebih besar dibandingkan sebelum pandemi," sarannya.

Ihwal teknologi digital ini, tegas Eisha, memang harus dimasuki oleh UMKM karena melihat potensi penduduk RI yang saat ini didominasi oleh usia produktif sebesar 191,08 juta penduduk. Sementara connection mobile digunakan oleh 125,6 persen penduduk dari 345,3 juta jiwa. Sementara data pada Maret 2021 pengguna internet di Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa 76,8 persen. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.