Dark/Light Mode

Transformasi Teknologi Dunia Pendidikan Siapkan Guru Hadapi Era Disrupsi

Minggu, 27 November 2022 16:38 WIB
Ilustrasi kegunaan teknologi informasi (Foto: Kemendikbud)
Ilustrasi kegunaan teknologi informasi (Foto: Kemendikbud)

Setiap tanggal 25 November, kita semua memperingati Hari Guru Nasional sebagai pahlawan tanda jasa yang tak pernah lelah mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru adalah orang yang mengenalkan kita dalam kemampuan literasi. Jika tidak ada guru, hingga saat ini mungkin kita tidak akan pernah bisa membaca dan menulis juga berhitung. Guru adalah orang tua kedua di dunia, mereka mengajarkan kita budi pekerti, sopan santun agar menjadi manusia yang berakhlak dan berintegritas.

Selain itu, mereka adalah teladan kita dalam bertutur maupun bertindak. Ada banyak adagium yang disematkan bagi guru, seperti: “Guru adalah kepanjangan dari digugu dan ditiru”, yang memiliki makna cukup dalam bagi kehidupan seorang guru. Adagium ini bermakna bahwa sosok seorang guru harus  dapat dipercaya agar didengar dan ditiru perbuatannya. Kemudian kita juga sering mendengar pepatah “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, yang artinya betapa besar makna seorang guru bagi muridnya. Mereka akan meniru segala tindak tanduk gurunya. Oleh karena itu, guru dituntut selalu sempurna di mata muridnya, dan menjadi teladan yang baik karena mereka adalah cerminan dari masa depan generasi bangsa ini. 

Dalam dunia pendidikan, kita mengenal ungkapan yang terkenal dari Ki Hajar Dewantoro yaitu “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Ing Ngarso Sung Tulodo memiliki arti menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Ing Madyo Mbangun Karso, artinya seseorang di tengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Tut Wuri Handayani, maka seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang (UNM, 2019). Adapun dalam dunia pendidikan, secara spesifik ditujukan kepada sosok guru yang memberikan pembelajaran dan bimbingan kepada peserta didiknya untuk menjadikan seorang manusia mandiri, berbudi luhur, dan tujuan lainnya dari pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Pasal 3.

Baca juga : Meksiko Langsung Fokus Hadapi Arab Saudi

Namun, di balik tugas yang sangat berat dan mulia tersebut, guru di Indonesia memiliki tantangan dalam hal penguasaan teknologi informasi. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengungkapkan 60 persen guru di Tanah Air belum menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Padahal, Kemendikbudristek menyebut Indonesia sekarang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

Transformasi Teknologi Mudahkan Guru dalam Mengajar

Melihat adanya gap antara tugas yang sangat berat bagi seorang guru namun tanpa didukung oleh kemampuan dalam literasi teknologi informasi terutama di era disrupsi ini, Kemendikbudristek menghadirkan berbagai terobosan dalam beberapa tahun terakhir salah satunya melalui transformasi teknologi.

Baca juga : Jalankan Tranformasi Beyond kWh, PLN Siapkan Pasukan Elite PDKB Go International

Menurut Mendikbudristek Nadiem Makarim, lebih dari 1,6 juta guru telah menggunakan Platform Merdeka Mengajar yang membuka akses pada pengembangan diri secara lebih mandiri dan sesuai kondisi. Kemudian, terbentuknya lebih dari 3.500 komunitas belajar para guru, terkumpulnya lebih dari 55 ribu konten belajar mandiri. Menteri milenial tersebut menambahkan, ada lebih dari 92 ribu konten pembelajaran telah diunggah oleh guru untuk menginspirasi sejawatnya. Hasilnya, para guru dibantu untuk bisa saling menginspirasi dan mengapresiasi.

Selain itu, menurut mantan bos Gojek tersebut, lebih dari 141 ribu sekolah telah terbantu dalam mengetahui kondisi literasi, numerasi, karakter siswa, serta kualitas pembelajaran mereka melalui Rapor Pendidikan. Melalui transformasi teknologi, para guru dan kepala sekolah lebih memahami 280 indikator dari Asesmen Nasional dan membantu mereka untuk melakukan refleksi dan perbaikan dengan Rapor Pendidikan (Kemendikbudristek, 2022).

Transformasi teknologi dalam bidang pendidikan diakui salah satu guru SMA Negeri 1 Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang, NTT, Elsa Nofaria Haumeni. Menurutnya, platform Merdeka Mengajar membantunya dalam proses pembelajaran. Ia mengaku senang karena dapat mengikuti perkembangan pendidikan melalui fitur-fitur, seperti pelatihan mandiri, dan mendapatkan bahan ajar yang berguna di kelas. Selain itu, ia juga sering mendapatkan inspirasi dari fitur “Bukti Karya” yang diunggah rekan-rekan guru di seluruh Tanah Air.

Baca juga : Menteri ESDM: Jangan Sampai Negara Boncos

Yang dirasakan Elsa itu semoga dirasakan para guru yang lain di Tanah Air. Dengan hadirnya transformasi teknologi, para guru menjadi lebih akrab dan mahir dengan perangkat teknologi. Sehingga walaupun tugas tanggung jawabnya sangat berat mereka siap menghadapi era disrupsi. Dengan hadirnya transformasi teknologi di dunia pendidikan, para guru diharapkan mampu mendidik generasi digital native yang lahir di era disrupsi. Semoga peringatan Hari Guru Nasional pada tahun menjadi momentum kesiapan guru Indonesia menghadapi tantangan era disrupsi melalui transformasi teknologi di bidang pendidikan.■

Fahmi Syahirul Alim, Peneliti ICIP dan Mahasiswa Pascsarjana Ilmu Politik Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.