Dark/Light Mode

Dialog JCAF Ke-4: Strategi Gotong Royong Atasi Krisis Iklim Global

Jumat, 3 Desember 2021 08:34 WIB
Ilustrasi perubahan iklim. (Foto: Ist)
Ilustrasi perubahan iklim. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Sementara General Manager Group Sustainability Wilmar International, Pepertua George mengungkapkan, sektor swasta terus menunjukan komitmen dan inisiatif yang jelas pada saat COP 26 terhadap dekarbonasi. Salah satunya Wilmar.

"Sebagai salah satu dari 12 perusahaan perdagangan dan pengolahan agrikultur global, Wilmar berkomitmen untuk membangun peta jalan sektoral untuk meningkatkan aksi rantai pasokan sesuai dengan komitmen menahan laju peningkatan suhu dibawah 1,5 derajat celcius untuk dapat dipublikasikan pada COP 27," bebernya.

Pepertua menambahkan, penting bagi semua pemangku kepentingan, terutama sektor swasta dengan pemerintah, untuk menyelaraskan pendekatan maupun strategi untuk saling bekerja sama dalam mengembangkan dan mewujudkan tujuan multisektoral yang dipetakan selama COP 26. 

Baca juga : Gus Jazil: Gotong Royong Kunci Atasi Pandemi Covid-19

Indonesia pun telah menunjukkan bukti nyata terhadap kepatuhannya untuk mengelola hasil hutan secara bertanggungjawab. Salah satunya, lewat verifikasi legalitas kayu SVLK dan Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).

Cakupannya pun melingkupi perlindungan keanekaragaman hayati dan pencegahan iklim. Upaya ini dilakukan oleh beberapa perusahan kayu terdepan lainnya, seperti SLJ Global.

"SLJ Global membangun tata kelola yang kuat, tidak hanya dalam model operasi bisnis, melainkan seluruh rantai pasok lewat pemenuhan standard sertifikasi PHPL Indonesia, SLVK, dan juga standard Internasional, yaitu FSC. Tujuannya untuk memastikan pengelolaan hutan dilakukan secara berkelanjutan yang melindungi iklim, ekosistem, dan juga masyarakat," ungkap Chief Financial Officer SLJ Global, Andrew Sunarko.

Baca juga : Menteri Bintang Dorong Pengusaha Wanita Masuk Bisnis Global

Andrew melanjutkan, transparansi dan akuntabilitas adalah dua poin kunci penting yang harus dimiliki oleh seluruh pemangku kepentingan. 

"Untuk membangun tata kelola yang baik, SLJ membangun tata kelola yang menyeluruh dan melibatkan rantai pasok serta masyarakat umum untuk selalu diedukasi agar memahami agenda keberlanjutan perusahaan kami," tandasnya.

Momen pasca-Kunming dan pasca-Glasgow ini memberikan kesempatan penting untuk membahas potensi kawasan Asia Tenggara sebagai kontributor utama bagi proposisi nilai iklim dan keanekaragaman hayati global, terutama sebagai produsen utama hasil pertanian dan kehutanan.

Baca juga : Menlu: Kemitraan Pemerintah Dan Swasta Penting Atasi Krisis Kemanusian Global

Pada diskusi global tentang peta-jalan dan rencana strategis terkait yang akan dibahas lebih lanjut di UNFCCC COP 27 dan UNCBD COP 15.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.