Dark/Light Mode

Kick Off Dan Seminar Internasional FCBD

Sri Mulyani Beberkan Tantangan Ekonomi Saat Pandemi

Kamis, 9 Desember 2021 17:54 WIB
Menkeu Sri Mulyani. (Foto: ist)
Menkeu Sri Mulyani. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gelaran Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD) G20 tengah berlangsung hari ini pada 9-10 Desember 2021. Agenda pertama finance track ini dimulai dengan seminar sekaligus kick off tingkat high level. 

Di mana agenda ini mempertemukan tiga menteri keuangan dari tiga negara besar anggota G20. Yakni Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, Menkeu Italia Daniele Franco dan Menkeu India Nirmala Sitharman.

Sri Mulyani menegaskan, kegiatan finance track dimulai dengan pertemuan tingkat deputi pada FCBD yang membahas isu keuangan dan kebanksentralan. "Topik-topik dalam hal tersebut menjadi concern bersama anggota G20 yang nantinya kebijakan dari G20 ini mempengaruhi ekonomi dunia," ucap Sri Mulyani dalam Kick Off Presidensi Virtual G20 dan Seminar Internasional bertajuk Recover Together, Recover Stronger di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Kamis (9/12).

Baca juga : Sinergi Pak Dalang Dan Sarah Ikut Kerek Ekonomi Masyarakat Prabumulih

Sri Mulyani mengatakan, saat ini, dunia masih diliputi dengan ketidakpastian yang tinggi akibat pandemi. Pemulihan yang mulai tampak tidak terjadi secara merata, antara negara maju dan berkembang yang masih berusaha untuk pulih dari pandemi karena akses vaksin yang masih terbatas. 

"Menguatnya kinerja ekonomi global khususnya negara maju yang diikuti dengan naiknya tekanan inflasi juga mendorong perubahan kebijakan yang lebih ketat (tapering) sehingga pemulihan yang tidak merata berpotensi semakin parah," katanya. 

Sementara itu, pandemi yang berkepanjangan akan menimbulkan scarring effect. Exit strategy yang tepat dan upaya mengatasi masalah scarring effect menjadi prasyarat pemulihan yang berkelanjutan. 

Baca juga : DWP Kemendagri Dukung Pemulihan Kesehatan Mental Dan Ekonomi Di Masa Pandemi

Untuk itu, agenda utama presidensi G20 Indonesia sebagaimana arahan Presiden Jokowi mengerucut pada 3 bidang yaitu kesehatan yang inklusif, transformasi digital dan transisi energi. 

Selain mewujudkan vaksinasi yang merata, presidensi G20 Indonesia diharapkan sukses dalam mempercepat digitalisasi dan mengarahkan koordinasi kebijakan global terkait pembiayaan perubahan iklim.

“Hari ini pertemuan deputi meyangkut hal tersebut, ini sangat menentukan bagi pertemuan selanjutnya hingga KTT G20 tahun depan puncaknya. Bagaimana seluruh negara bekerja sama, sehingga tak mengalami ketimpangan dan sekat," ucapnya.

Baca juga : Kilang Pertamina Internasional Mulai Produksi Bahan Bakar Setara EURO V

Presidensi G20 saat ini, Indonesia yang merupakan negara emerging market menjadi host. Indonesia selain mengusung recovery, merupakan simbol untuk Indonesia menjembatani negara berkembang di situasi sangat tidak pasti dan cukup kompleks.

"Untuk pulih bersama tidak mudah juga tantangan yang besar, Indonesia punya tanggung jawab dan menjadi suara bagi dunia yang tak terwakili dalam G20. Sebagaimana sesuai Pembukaan Undang-Undang Dasar, menjaga perdamaian dunia, dan berkeadilan sosial," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.