Dark/Light Mode

Pada Konferensi Internasional FISIP UNAS Ajak Akademisi Berkontribusi Atasi Pandemi

Jumat, 26 November 2021 15:01 WIB
Pada Konferensi Internasional FISIP UNAS Ajak Akademisi Berkontribusi Atasi Pandemi

RM.id  Rakyat Merdeka - Menindaklanjuti kerja sama dalam bidang publikasi ilmiah dengan 4 bidang ilmu, Politik, Hubungan Internasional, Sosiologi dan Komunikasi, Universitas Nasional berkesempatan sebagai host Konferensi Internasional bersama dengan Universitas Bakrie, Universitas Bina Nusantara, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Pelita Harapan dan Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) menggelar International Conference on Social Sciences (ICOSSCI) dari Konsorsium Ilmu Sosial di Lembaga Layanan Dikti Wilayah III (LLDIKTI III) pada Rabu (24/11).

Konferensi Internasional mengangkat tema “Solidarity, Creativity dan Connectivity” yang berperan penting untuk bersama-sama membantu pemerintah dalam menangani isu ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Hadir sebagai speaker, Dosen Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional Dr. M. Alfan Alfian M, M.Si., menyinggung mengenai dampak pandemi Covid-19 yang dialami di masa pemerintahan era Jokowi, tentang melemahnya perekonomian nasional yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah proyek strategis (infrastruktur) tertunda sementara, namun jika dilihat Indonesia termasuk Negara cukup baik dalam menangani Covid-19.

Baca juga : Budaya Literasi, Modal Untuk Bangkitkan Ekonomi Di Masa Pandemi

“Pemerintah terus mengupayakan kebijakan yang terbaik dalam penanganan Covid-19. Meskipun dalam prakteknya banyak mengalami keterbatasan dan kendala di lapangan, secara umum dapat diketahui bahwa: penanganan pandemi Covid-19 semakin efektif (jika dibandingkan dengan negara lain, capaian Indonesia cukup baik dan on the right track). Beberapa event Nasional (seperti kompetisi olahraga nasional) sudah bisa diadakan menjelang akhir tahun 2021,” terangnya.

Alfan menjelaskan bahwa seluruh masyarakat  perlu mengapresiasi kinerja pemerintah, dalam mengatasi permasalahan Covid-19. Di dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dirasakan mengalami peningkatan. “Pada tahun 2019 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)  71,92, dan tahun 2020 : 71,94 dan di tahun 2021 sebanyak 72,29. Saya mengharapkan peningkatan IPM akan mendorong peningkatan kualitas pembangunan berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam tatanan sistem politik menurut Alfan juga telah berubah menjadi lebih demokratis, kebijakan pembangunan di era Jokowi sejak tahun 2014 telah ditandai dengan kebijakan Nasional yang cenderung developmentalistik. “Pembangunan ekonomi berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, yang menekankan pada pertumbuhan investasi. Melalui Undang-Undang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) orientasi investasi dianggap mengkesampingkan hak-hak buruh serta tidak menjamin kualitas lingkungan termasuk fenomena deforestasi yang menjadi kritik kelompok lingkungan sehingga seolah mengabaikan paradigma pembangunan berkelanjutan,” katanya.

Baca juga : Hari Toleransi Internasional, Menag Yaqut: Keragaman Adalah Kekayaan

Sebagai akademisi, ia berharap "pemangku kepentingan untuk menimbang kritikan yang membangun agar pembangunan Nasional berada dalam koridor keseimbangan antara demokrasi, pemerintahan dan pembangunan berkelanjutan. Pembuat kebijakan harus belajar dari kegagalan Orde Baru dalam menjalankan kebijakan Developmentalisme yang tidak memperhatikan keseimbangan antara demokrasi, pemerintahan, dan pembangunan berkelanjutan,” tandasnya.

Kegiatan Konferensi Internasional ini disambut baik oleh Rektor Universitas Nasional. Dr. El Amry Bermawi Putera, M.A. dalam sambutannya disampaikan bahwa melalui Konferensi ini bisa dijadikan wadah bertukar informasi dan kemudian dijadikan pertimbangan oleh para pemangku kebijakan.

“Dalam kegiatan ini bisa memberi manfaat dan kontribusi secara khusus ke pemangku kebijakan di masa pandemi, pertemuan ini juga bisa untuk mendorong inovasi pengembangan pengetahuan dan teknologi apalagi di era new normal,” terangnya.

Baca juga : Menkeu Ngarep G20 Buka 33 Ribu Lapangan Kerja

Ia berharap penelitian Sosial dan Politik pada International Conference on Social Sciences dapat memberi rekomendasi kepada masyarakat dalam mengatasi pandemi, “Konferensi ilmiah semacam ini harus konsisten didorong karena mereka berfungsi sebagai sarana untuk akademisi dan peneliti menyebarluaskan hasil penelitian untuk kemaslahatan orang banyak,” pungkasnya. [ARM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.