Dark/Light Mode

Isu Investasi 100 Miliar Dolar AS Alibaba, Pengamat: Pasar Konsumen Digital Masih Besar Di Indonesia

Kamis, 23 Desember 2021 16:43 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Rumor pembelian DANA oleh Lazada kian berhembus kencang setelah Alibaba dikabarkan akan jor-joran mengembangkan aplikasi e-commerce yang berdiri pertama kali di Singapura ini, dengan menyuntikkan investasi sebesar 100 miliar dolar AS sebagaimana diberitakan Bloomberg (17/12).

Kabar itu menyebut, 1 miliar dolar AS di antaranya, akan dihabiskan untuk pengembangan bisnis Lazada di Tanah Air. Salah satunya, dengan akusisi DANA.

Baca juga : Menyongsong Universitas Islam Siber Pertama Di Indonesia

"Di sektor digital yang diutamakan adalah membangun ekosistem, karena tidak bisa hanya menawarkan satu layanan saja. Butuh kolaborasi dengan dompet digital atau bikin dompet digital sendiri, agar bisa memberikan pilihan jasa cicilan atau paylater. Jadi harus ada ekosistem,” ujar Pengamat ekonomi dari Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Thomas Dewaranu, Kamis (23/12).

Belakangan, Lazada memang terlihat ngebut untuk mengejar dominasi pasar yang saat ini masih dirajai oleh Tokopedia dan Shopee.

Baca juga : Dubes Australia Penny Williams Tak Sabar Sambut Pelajar Indonesia

Executive Director Lazada Indonesia, Ferry Kusnowo pada November lalu mengungkapkan, pertumbuhan jumlah penjual di Lazada meningkat pesat hampir tiga kali lipat selama masa pandemi ini.

"Kami terus memperkuat ekosistem secara menyeluruh, dan menawarkan banyak peluang untuk bergabung sebagai penjual online, mitra kurir atau frontliner, livestreamer di Laztalent, dan masih banyak lainnya. Berbagai program edukasi dan pemberdayaan juga terus dilakukan untuk memastikan semua elemen di ekosistem kami bisa terus tumbuh," jelas Ferry.

Baca juga : Kasus Napi Kabur, Pengamat: Perlu Pembenahan Serius Di Lapas

Tak heran jika kemudian akusisi dompet digital dipilih karena opsi cicilan dengan menggunakan paylater merupakan tawaran menggiurkan bagi pengguna. Hal itu bisa menjadi strategi menarik pelanggan, sekaligus mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

"Pasar konsumen digital itu masih besar di Indonesia. Amazon saja baru mulai investasi di Indonesia, artinya prospeknya masih ada. Masih banyak konsumen baru mulai menggunakan internet, dan ini memberikan ruang untuk menyasar konsumen-konsumen tersebut,” imbuh Thomas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.