Dark/Light Mode

Kredit Perbankan Tumbuh 5,2 Persen, Bos OJK: Industri Keuangan Stabil

Kamis, 20 Januari 2022 15:21 WIB
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. (Foto: ist)
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit sektor perbankan pada tahun lalu mencapai 5,2 persen (year on year/yoy).

Tak hanya itu, permodalan perbankan juga kuat jauh di atas threshold yaitu 25,67 persen, yang didukung pertumbuhan dana masyarakat yang terus meningkat sebesar 12,21 persen yoy. 

Sementara dari sisi Non Performing Loan (NPL) dinilai terkendali di level 3 persen. Bahkan, cenderung turun dibandingkan tahun lalu yg 3,06 persen. 

Baca juga : Kinerja Industri Pengolahan Ngebul Lagi

“Dalam pandemi Covid-19 kita masih punya Pekerjaan Rumah (PR) yakni restrukturisasi kredit yang jumlahnya semakin menurun yaitu 693,6 triliun jauh di bawah level tertinggi pada saat itu Rp 830 triliun pada 2020," imbuh Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 dan Peluncuran Taksonomi Hijau Indonesia secara virtual, Kamis (20/1). 

OJK juga sudah meminta sektor keuangan dan perbankan untuk selalu membentuk pencadangan, sehingga level cadangan terakhir sudah 14,85 persen atau Rp 103 triliun. "Ini akan terus kami minta lebih cepat lagi bentuk cadangan, agar kalau sudah dinormalkan kembali, tidak terjadi ancaman krisis," ujar Wimboh. 

Di pasar modal juga telah pulih bahkan lebih bagus dibandingkan sebelum pandemi. IHSG sudah mencapai 6.693,40 pada 14 Januari 2022 dan angka ini ini sudah jauh di atas sebelum pandemi, yang tercatat hanya 5.361,25 pada Marer 2020. 

Baca juga : Pemerintah Jamin Vaksin Booster Cukup Dan Tak Basi

Capaian ini merupakan tiga terbaik di Asia. Sedangkan kapitalisasi pasar mencapai angka Rp 8.252 triliun pada Desember 2021 dan angka ini merupakan angka terbaik kedua setelah Thailand. 

Investor pasar modal juga meningkat drastis menjadi 7,5 juta pada akhir 2021 lalu atau melonjak 93 persen dari tahun sebelumnya. Di mana 80 persen merupakan investor milenial. 

"Ini berkah bagi kita karena memang pasar modal menjadi investasi yang menarik terutama bagi milenial," katanya. 

Baca juga : Di Ambang Kehancuran, Iron Dome dan Industri Dirgantara Israel

Penghimpunan dana di pasar modal juga meningkat drastis atau mencapai Rp 363,3 triliun atau naik 206 persen dari tahun sebelumnya. Angka ini menjadi yg terbaik di kawasan Asia-Pasifik yang hanya mencatatkan rata2 171 persen. 

Untuk pertumbuhan di Industri Keuangan Non Bank (IKNB), lanjut Wimboh juga cukup kuat, permodalan asuransi jiwa mencapai 539,8 persen dan asuransi umum 327,3 persen jauh di atas threshold 120 persen. Gearing ratio perusahaan pembiayaan juga menurun menjadi 1,9 kali jauh di atas ambang 10 kali. 

Rasio kredit perusahaan pembiayaan terpantau stabil NPF pada level 3,53 persen, setelah sebelumnya pada 2020 mencapai level di atas 5 persen. "Hal ini ditopang oleh kebijakan restrukturisasi pembiayaan yang mencapai Rp 218,95 triliun atau 5,2 juta kontrak pembiayaan yang merupakan 60,1 persen dari total pembiayaan," jelas Wimboh. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.