Dark/Light Mode

DPR Dorong ID Food Ikut Atasi Kelangkaan Migor Dan Kedelai

Holding Pangan BUMN Siap Jalani Penugasan

Minggu, 20 Februari 2022 08:00 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (tengah), Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (kedua kanan), Komisaris Utama RNI Bayu Krisnamurthi (kanan) dan Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi (kiri) saat Peluncuran BUMN Holding Pangan ID FOOD di halaman Museum Fatahillah, Jakarta, Rabu (12/1/2022). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU).
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) bersama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (tengah), Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury (kedua kanan), Komisaris Utama RNI Bayu Krisnamurthi (kanan) dan Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi (kiri) saat Peluncuran BUMN Holding Pangan ID FOOD di halaman Museum Fatahillah, Jakarta, Rabu (12/1/2022). (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU).

 Sebelumnya 
Kedelai Bergantung Impor

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Nisrina Na­fisah bilang, Indonesia merupakan negara dengan konsumsi kedelai terbesar kedua di dunia setelah China.

Baca juga : Kelangkaan Minyak Goreng Dan Kedelai Jangan Berlarut-larut

Namun sayang, lebih dari 80 persen kebutuhan kedelai dipenuhi dari impor setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 90 persen impor kedelai Indonesia tahun 2020 datang dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 2.238,5 ton, dari total 2.475,3 ton impor kedelai Indonesia.

Sementara Kanada menjadi negara sumber impor terbesar kedua untuk Indonesia, dengan jumlah mencapai 229,6 ribu ton di tahun 2020. Sayangnya, pasokan kedelai dunia berkurang karena kapasitas produksi yang terbatas dan gangguan cuaca saat masa panen kedelai, yang biasanya jatuh sekitar September-Desember di beberapa negara produsen utama.

Baca juga : Mahfud: Wadas Tenang, Jangan Terprovokasi!!

Faktor lainnya, kata dia, gangguan rantai pasok terjadi akibat kurangnya tenaga kerja di sektor logistik dan tingginya biaya transportasi, karantina wilayah di berbagai negara. Serta bencana Badai Ida di Amerika Serikat. Sehingga turut memengaruhi kenaikan harga kedelai di pasar internasional.

”Pemerintah perlu mendiversi­fikasi sumber impor atau negara pemasok kedelai agar harga dan jumlah pasokan dalam negeri stabil,” imbau Nisrina kepada Rakyat Merdeka, kemarin. Tak hanya itu, sambung Nisrina, Pemerintah juga perlu fokus pada program intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas kedelai. Pasalnya, dari data USDA (United States Department of Agriculture) tahun 2021, tercatat produksi kedelai di Indonesia sepanjang 2016-2020 turun.

Baca juga : FAO Apresiasi Kemajuan Pertanian Dan Ketahanan Pangan Indonesia Selama Pandemi

Yakni, dari 565 ribu ton pada 2016, menjadi 475 ribu ton pada 2020. “Jumlah ini hanya berkontribusi pada sekitar 20 persen kebutuhan nasional,” katanya.  [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.