Dark/Light Mode

Peneliti : Usulan Subsidi Kedelai, Tak Efektif Redam Kenaikan Harga

Jumat, 25 Februari 2022 11:41 WIB
Ilustrasi. Sentra perajin tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (11/1/2022). (ANTARA FOTO)
Ilustrasi. Sentra perajin tempe di Sanan, Malang, Jawa Timur, Selasa (11/1/2022). (ANTARA FOTO)

 Sebelumnya 
Aditya menambahkan, dalam situasi normal, petani cenderung enggan melirik kedelai karena tidak mampu bersaing dengan harga kedelai impor.

"Harapannya, melalui mekanisme pasar meningkatnya suplai kedelai dari dalam negeri ini akan mampu menekan harga,” imbuh Aditya.

Baca juga : Kalau Masih Impor, Nggak Akan Bisa Kendalikan Harga

Namun, Aditya mengingatkan, kedelai lokal hanya menyumbang 10 persen suplai kedelai Indonesia, sehingga harapan untuk melakukan swasembada masih sangat jauh.

Rendahnya produktivitas kedelai dalam negeri merupakan sesuatu yang belum mampu diselesaikan selain keterbatasan lahan. Dan kecocokan cuaca yang mendukung tumbuh suburnya kedelai.

Baca juga : Peneliti: Kolaborasi Industri Dan Vokasi Masih Perlu Ditingkatkan

Selain itu, kedelai impor dan kedelai lokal juga tidak sepenuhnya bersifat substitusi. Perbedaan karakteristik di antara keduanya membuat pengrajin lebih memilih kedelai lokal untuk produksi tahu. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.