Dark/Light Mode

Pemulihan Ekonomi Membaik

Dirut LPPI : Ritel Tumbuh Positif, Pinjaman Modal Kerja Meningkat

Senin, 28 Februari 2022 21:25 WIB
Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Mirza Adityaswara. (IST)
Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Mirza Adityaswara. (IST)

 Sebelumnya 
Sementara itu, kredit UMKM tumbuh signifikan sebesar 12 persen yoy pada bulan Desember 2021. Mirza menambahkan, bank-bank besar juga menunjukkan perbaikan Asset Quality dan Pencadangan di tahun 2021.

Dimana LAR bank-bank besar di Indonesia memperlihatkan tren penurunan dan LAR Coverage menunjukan peningkatan di tahun 2021.

“Perbankan siap kucurkan kredit, perbankan juga sangat liquid, penempatan di BI dan SUN naik 151 persen dibandingkan dengan tahun 2019," terang Mirza.

Di bidang Makroekonomi, jika dibandingkan dengan Amerika Serikat (AS), Inflasi AS meningkat sedangkan inflasi Indonesia masih rendah karena adanya subsidi energy.

Baca juga : Innalillahi, Di Lebak Banten Tujuh Pasien Covid Meninggal

Inflasi tetap rendah (1,87 persen) dibandingkan dengan global, tetapi dapat meningkat pada tahun 2022 karena pulihnya ekonomi.

Bank sentral menegaskan kembali preferensinya untuk mempertahankan suku bunga di 3.5 persen.

Kebijakan tetap rendah untuk mendukung momentum pemulihan ekonomi, sampai terlihat tanda-tanda awal dari kenaikan mendasar dalam tingkat inflasi kisaran target 2-4 persen BI, yang diperkirakan baru akan muncul pada tahun 2023.

"Fed Rate kita akan naik dan saat ini ekspektasi pasar 125 sampai dengan 150 BP di tahun 2022," imbuhnya.

Baca juga : KSP Optimis Ekonomi RI Tumbuh 5,2 Persen

BI, kata Mirza, mulai mengambil langkah pengetatan likuiditas dengan menaikkan GWM untuk Bank Umum Konvensional dan Bank Syariah.

"Yield Obligasi Indonesia saat ini cukup stabil walaupun UST yield sudah meningkat," paparnya.

Sedangkan Utang Indonesia (Household, private, public) terhadap PDB masih rendah dibandingkan negara lain.

Pasca Pandemi, Defisit Fiskal Indonesia akan turun menuju max 3 persen PDB.

Baca juga : Pemulihan Ekonomi Nasional Memuaskan Berkat Kerja Nyata Airlangga

"Indonesia di tahun 2022 lebih siap menghadapi kenaikan Fed Fund Rate (dibandingkan tahun 2013) karena tidak overheating," tegas Mirza. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.