Dark/Light Mode

Nggak Latah Ngikutin Lonjakan Minyak Dunia

Harga BBM Pertalite Dipastikan Tak Naik

Senin, 7 Maret 2022 07:59 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dipastikan tak naik. Meski harga minyak mentah dunia tengah melambung tinggi, terdampak invasi Rusia ke Ukraina. Serta, naiknya permintaan global seiring pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

Sebelumnya, dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu, Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna menyebut, harga Pertalite tidak akan naik hingga 5-6 bulan ke depan. Sekalipun harga jual Pertalite saat ini lebih rendah, jika dibandingkan nilai keekonomiannya.

Terkait hal ini, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengapresiasi kebijakan menahan harga jual Pertalite.

Menurutnya, itu adalah bentuk kepedulian Pemerintah dan Pertamina, dalam menyikapi kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih tertekan, akibat kenaikan harga-harga dan kelangkaan beberapa komoditas kebutuhan pokok.

“Saya kira, kepedulian dan niat baik Pertamina tersebut sangat positif bagi masyarakat,” ujar Komaidi, Senin (7/2).

Baca juga : Permintaan Tinggi Jelang Puasa, Harga Pangan Merangkak Naik

Pergerakan harga minyak dunia yang terus menguat, menjadikan harga keekonomian Pertalite di atas Rp 10 ribu per liter. Pada awal Maret, harga sejumlah jenis BBM yang dijual di SPBU Pertamina yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mengalami penyesuaian harga. Mengikuti naiknya harga minyak mentah dunia.

Kenaikan harga BBM selektif itu merupakan keputusan tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara), tanpa memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat.

Namun, harga Pertalite dan Pertamax masih tetap sama. Masing-masing di angka Rp 7.650 per liter dan Rp 9.000 per liter.

Komaidi menuturkan, saat ini sulit memprediksikan puncak harga minyak dunia. Karena akan dipengaruhi berbagai faktor.

Kenaikan harga minyak, lebih dipicu oleh faktor psikologis, yang dalam konsep ekonomi banyak dikenal dengan teori ekspektasi rasional.

Baca juga : Kenaikan Harga Minyak Dunia Bisa Timbulkan Ketidakpastian Ekonomi Global

“Dasar pengambilan keputusan, bukan pada ukuran fundamental ekonomi. Tetapi lebih pada faktor kepanikan, jika dalam konteks perang,” ujarnya.

Doktor Ekonomi lulusan Universitas Trisakti itu menambahkan, jika kepanikan terus meluas dan masif pada skala dunia, harga minyak dunia bisa jebol hingga 120 dolar AS per barel. Bukan tak mungkin, menyentuh angka 150 dolar AS per barel.

“Tapi prediksi-prediksi ini sulit ditemukan justifikasinya, mengingat variabel kepanikan sulit dihitung,” ujarnya.

Komaidi menilai, sebagai pricetaker, Indonesia tidak memiliki kemampuan dalam mengintervensi harga minyak. Sehingga, berapa pun angka yang terbentuk, harus tetap diambil.

Dalam hal ini, tentu ada risiko fiskal dan moneter terkait harga jual BBM yang akan menyertai fenomena tersebut.

Baca juga : Harga Minyak Dunia Melonjak, Pertamina Pastikan Pasokan Energi Tetap Aman

“Dalam jangka pendek, Indonesia relatif tidak memiliki pilihan (penentuan harga jual BBM),” katanya. Keputusan manajemen Pertamina menaikan harga BBM dengan nilai RON (real octane number) tinggi serta Elpiji nonsubsidi, dinilai Komaidi sebagai kewenangan badan usaha.

Dalam situasi harga minyak dunia seperti saat ini, Komaidi mengatakan, sah-sah saja jika badan usaha menyesuaikan harga BBM nonsubsidi. Landasannya kuat. Namun, keputusan apa pun yang diambil Pertamina, harus mendapat restu dari Pemerintah, selaku pemegang saham.

"Jika pemegang saham belum memberi restu perusahaan, aaksi korporasi dalam bentuk penyesuaian harga BBM tidak bisa dilakukan," katanya.

“Dengan tidak adanya kenaikan harga, dalam perspektif pemisahan administrasi negara dan administrasi usaha hal tersebut merupakan praktik yang tidak baik,” imbuhnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.