Dark/Light Mode

Penurunan Harga Tiket Hanya Sementara

Basmi Mafia Kartel Maskapai Sampai Ke Akar-akarnya!

Minggu, 23 Juni 2019 10:18 WIB
Ilustrasi loket pembelian tiket pesawat di bandara soetta.
Ilustrasi loket pembelian tiket pesawat di bandara soetta.

RM.id  Rakyat Merdeka - Mafia kartel di maskapai harus dibasmi total. Jika tidak, harga tiket angkutan udara domestik akan terus naik. Penurunan tarif maskapai berbiaya rendah atau Low Cost Carrier (LCC) bersifat sementara. 

“Masih adanya kartel membuat perusahaan maskapai sulit efisien. Bisa jadi, ke depan kenaikan harga masih akan terjadi. Karenanya kartel kudu dibasmi sampai akar-akarnya,” kata peneliti Indef, Nailul Huda kepada Rakyat Merdeka. 

Meski demikian, kata dia, penurunan tiket domestik berdampak positif bagi ekonomi. Karena sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan LCC sebagai transportasi udara utama dibanding penerbangan berbiaya tinggi. 

Baca juga : Harga Tiket Pesawat Mahal, Pertumbuhan Ekonomi Kena Getahnya

“Pariwisata dan perhotelan akan terkerek dengan turunnya tarif domestik. Namun, peningkatan ini hanya bersifat sementara karena seperti yang tadi saya bilang, masih ada kartel,” ujarnya lagi. 

Selama kenaikan harga yang masih sangat tinggi kemarin, lanjut Huda, banyak sektor yang dirugikan seperti pariwisata dan akomodasi. Pariwisata di Indonesia sangat terganggu dengan turunnya penumpang domestik. 

Sementara, sektor lain yang terdampak tapi tidak langsung antara lain industri UMKM dan perdagangan. Menurut Huda, untuk kembali ke kondisi harga tiket pesawat seperti dahulu nampaknya akan sulit. 

Baca juga : Petani Magelang Dibekali Cara Ampuh Kendalikan Lalat di Kebun Salak

Soal pemerintah yang meminta ada penurunan harga tiket, Huda menilai itu sudah bagus. Setidaknya harga tiket ke depan akan terjangkau bagi masyarakat. Namun, untuk jangka panjang nampaknya tidak akan sustain. Bisa jadi maskapai akan menaikkan lagi harga mendekati batas atas karena bagi mereka itu tidak melanggar peraturan. 

“Sudah saatnya penetapan batas harga (baik atas dan bawah) dievaluasi perlu atau tidak. Selain itu, permasalahan kartel juga belum terselesaikan. Dalam jangka panjang kondisi tiket akan kembali seperti kondisi awal tahun ini,” ujarnya. 

Selain itu, menurut Huda. salah satu persoalan utama industri penerbangan domestik adalah inefisiensi. Hal ini bisa dilihat dari harga yang tidak turun meski sebagian besar maskapai domestik di Asia Tenggara menurunkan harga. 

Baca juga : Kementan Sudah Operasi Pasar di 40 Pasar di DKI

“Hanya maskapai asal Indonesia yang menaikkan harga di tengah penurunan harga di penerbangan domestik Asia Tenggara,” ungkap Huda. Berdasarkan data dari Centre for Aviation & Indonesia DGAC (CAPA), tingkat keterisian penerbangan Indonesia terus turun sejak 2013. 

Pada 2017, tingkat keterisian hanya 78 persen. Faktor kecelakaan pesawat Air Asia 2014 jadi salah satu penyebabnya. “Penetapan batas harga bawah juga membuat maskapai (LCC) tidak dapat menawarkan harga paling murah,” tutupnya. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.