Dark/Light Mode

Dirut BTN Berkunjung Ke Rakyat Merdeka

Ini Saat Yang Tepat Milenial Beli Rumah

Jumat, 1 April 2022 06:40 WIB
Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Haru Koesmahargyo (kiri) saat podcast santai soal tips anak muda beli rumah, bersama Dirut Rakyat Merdeka dan CEO Rakyat Merdeka Group, Kiki Iswara Darmayana di Graha Pena Jakarta, Kamis (31/3). (Foto: Rizki Syahputra/RM).
Dirut PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Haru Koesmahargyo (kiri) saat podcast santai soal tips anak muda beli rumah, bersama Dirut Rakyat Merdeka dan CEO Rakyat Merdeka Group, Kiki Iswara Darmayana di Graha Pena Jakarta, Kamis (31/3). (Foto: Rizki Syahputra/RM).

 Sebelumnya 
Intinya, di tengah keterbatasan membayar cicilan, kaum milenial sadar untuk berusaha punya rumah sendiri.

“Tapi, isunya sekarang ini adalah masyarakat Indonesia tidak semua mampu," ucap Haru.

Dari 270 juta masyarakat Indonesia, ada kelompok paling rendah penghasilannya, rata-rata Rp 1,5 juta per bulan. Berikutnya Rp 3 juta, Rp 6-7 juta, hingga Rp 8 juta per bulan.

"Menurut catatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, ini yang disebut Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)," tambah bos BTN yang menjabat sejak 10 Maret 2021 itu.

MBR adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli, sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah.

Baca juga : Dukung Event MotoGP Series, IndiHome Ajak Pelanggan Nonton Gratis Di Mandalika

Karenanya, pemerintah serius membantu. Caranya, memberikan suku bunga khusus dalam jangka waktu panjang. Suku bunga 5 persen sepanjang maksimum 20 tahun.

Haru melanjutkan, harga kisaran rumah yang dibangun BTN di Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Debotabek) ada yang cuma kisaran Rp 160 juta.

"Kenapa bisa? Dalam membangun rumah, kami jelaskan developer bikin dengan cost yang margin-nya kecil," terangnya.

BTN juga mengapresiasi kementerian terkait, yang membantu sarana dan prasarana umum untuk perumahan kalangan MBR.

"Listrik, jalan, air, itu perizinannya dipermudah. Jadi, kalau kita bikin rumah, developer masang tiang listrik istilahnya digratiskan, subsidi. Jalan dibantu. Masang PDAM, juga bisa lebih murah," jelasnya.

Baca juga : Kurikulum Merdeka Dan Peningkatan Minat Belajar Siswa

Berapa luas bangunan rumah seharga Rp 160 juta untuk MBR? Dia bilang, semakin dekat Jakarta, semakin kecil. Semakin jauh, semakin besar.

"Hampir nempel ke Jakarta, 50 meter persegi. Jauh, 70-80 meter persegi, karena menyesuaikan harga. Kalau sekarang rata-rata 60 meter persegi. Di Lombok, NTB 80-88 meter persegi," terang dia.

Pasalnya, terdapat perubahan urban populasi. Persentasenya naik hingga 58 persen. Sedangkan urban populasi di usia 40 itu kecil. Cuma 40 persen.

"Kenyataannya rumah tersedia untuk mereka makin jauh. Mereka kerja di kota, tapi lokasi rumah makin jauh," paparnya.

Melihat kenyataan ini, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melahirkan ide baru. Mencanangkan pembangunan rumah untuk milenial. Lokasinya dekat dengan akses transportasi, layanan kesehatan, dan pusat perbelanjaan.

Baca juga : Didukung Listrik PLN, Petani Muda Ini Bawa Pertanian Bali Kian Modern

"Contohnya di Pondok Cina, Depok. Ini hasil sinergi BUMN. Dekat jalur kereta api jurusan Bogor-Tanah Abang. Melewati kampus UI, Pancasila, Gunadarma. Di situlah dibangun proyek apartemen subsidi Transit Oriented Development (TOD)," papar Haru.

Padahal, diakui, harga tanah di lokasi itu sudah tinggi. Tapi berkat sinergitas BTN dan PT KAI, harga rumah vertikal jadi murah.

"Kemudian masuk Perumnas, sinergi perusahaan BUMN Karya. Saat ini sedang tahap finishing," terang Haru.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.