Dark/Light Mode

Songsong Revolusi Industri 4.0

Menperin Dorong Milenial Tingkatkan Literasi Digital

Senin, 20 Mei 2019 21:15 WIB
Songsong Revolusi Industri 4.0 Menperin Dorong Milenial
Tingkatkan Literasi Digital

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) menyongsong era Revolusi Industri 4.0. Salah satunya, dengan menambah tingkat literasi digital generasi milenial.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menegaskan, reskilling atau pelatihan kemampuan baru dan upskilling (peningkatan kemampuan) diperlukan karena digitalisasi ekonomi membutuhkan skill set yang berbeda dengan ekonomi sebelumnya. “Jadi, anak-anak muda kita perlu paham atau literasi terhadap dunia digital,” tutur Airlangga, akhir pekan lalu.

Ia menilai, generasi milenial sangat berperan penting dalam penerapan Industri 4.0. Apalagi Indonesia bakal menikmati bonus demografi hingga 2030. “Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital,” ungkapnya.

Dalam menyongsong era industri digital, pemerintah juga menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada 2020. Dengan valuasi bisnis mencapai 100 miliar dolar AS dan total nilai e-commerce sebesar 130 miliar dolar AS. “Saat ini Indonesia sudah punya empat unicorn dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari konglomerasi sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat,” kata Airlangga.

Baca juga : Kemenperin Perkuat Struktur Teknologi Digital

Menurutnya, minimal ada tiga pengetahuan yang harus dikuasai oleh generasi milenial. Yakni Bahasa Inggris, coding, dan statistik. “Dalam industri digital, bahasanya yang digunakan adalah coding, baik itu dalam ekosistem Android maupun IoS. Kemudian juga digunakan dalam internet of things dan artificial intelligence,” imbuhnya.

Sementara , ilmu statistik menjadi penting karena untuk memahami pengetahuan terhadap data. Apalagi, dalam era ekonomi digital big data bagian yang tak pernah terpisahkan. “Pengetahuan-pengetahuan ini wajib dikuasai oleh anakanak muda kita, sehingga mereka bisa masuk dalam ekonomi digital yang besar,” tutur Airlangga.

Pemerintah juga mendorong pembangunan coworking space untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak muda agar lebih kreatif dan inovatif. “Dalam revolusi industri 4.0, perekonomian tidak lagi berbasis kepada modal tetapi berbasis kepada SDM,” jelas Menperin.

Airlangga menambahkan, pemerintah juga terus mengajak anak-anak muda di seluruh Indonesia bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Terutama dalam berperan aktif di era industri digital. “Industri 4.0 mendorong pemerintah melakukan empowering human talents. Jadi, terpacu untuk fokus memperkuat generasi muda kita dengan teknologi dan inovasi,” ujarnya.

Baca juga : Generasi Milenial Kudu Punya Talenta Digital

Menperin meyakini, keberadaan coworking space dapat menciptakan talenta-talenta anak muda yang mampu bersaing di era industri digital. Upaya ini telah dilakukan di beberapa daerah melalui kerja sama dengan universitas. “Coworking space inipun akan didorong dengan Palapa Ring dan digitalisasi infrastruktur, yang ditargetkan bisa selesai sampai ke Papua. Kalau ini bisa berjalan, saya optimistis talenta-talenta di daerah bisa tumbuh, terutama yang dekat dengan universitas,” terangnya.

Di samping itu, guna menciptakan anak-anak muda bertalenta di era ekonomi digital, pemerintah juga mendorong pendidikan-pendidikan yang sifatnya kelas dunia. Salah satunya melalui Apple Academy yang bekerja sama dengan Binus University di BSD City, Serpong, Tangerang, Banten. “Program di Apple Academy ini ditargetkan dapat menghasilkan 200 lulusan dalam satu tahun, di mana dalam satu tahun program pendidikan mereka bisa menjual produknya di App Store, sehingga masuk langsung ekspor dalam ke global market,” tutupnya.

Butuh Proses

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menyebut, literasi digital bagi masyarakat khususnya milenial perlu digalakkan. Meskipun diakui menumbuhkan kesadaran literasi digital bagi masyarakat membutuhkan proses panjang dan berkesinambungan. “Literasi adalah hal yang fundamental. Hal yang strategis. Namun, literasi ini bukan pekerjaan yang mudah karena memerlukan waktu yang lama,” kata Rudiantara.

Baca juga : Kemenperin Dorong Inovasi Produk Tembakau

Ia menambahkan, masyarakat Indonesia umumnya saat ini mendapatkan manfaat informasi dari internet melalui ponsel dibandingkan menggunakan komputer. Pria yang akrab disapa Chief RA itu juga menegaskan pentingnya pendekatan dari hulu ke hilir untuk literasi digital. “Literasi digital merupakan upaya pemerintah agar selalu hadir dan tegas untuk melindungi masyarakat dari penyebaran konten negatif,” tukasnya.

Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Aulia Hadi mengungkapkan, literasi digital di Indonesia masih minim. “Perkembangan teknologi di media digital ini membuat kesenjangan antar generasi,” ujarnya.

Menurut Aulia, perkembangan internet dan media digital sangat penting tetapi punya dampak positif dan negatif. “Perkembangan media digital harus dijadikan peluang mendatangkan manfaat positif,” ungkapnya. (ASI)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.