Dark/Light Mode

Dorong G20 Jadi Forum Inklusif, C20 Serap Aspirasi Kalangan Bawah

Rabu, 27 April 2022 11:29 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

 Sebelumnya 
Presidensi G20 Indonesia, kata Bona, sudah mengeluarkan pernyataan yang jelas bahwa mereka akan tetap mengundang Rusia sebagai penghormatan terhadap mekanisme konsensus G20. C20 menghargai langkah ini.

Sebagai platform masyarakat sipil, lanjut dia, C20 memiliki tanggung jawab untuk memastikan penyampaian aspirasi dari civil society dan proses pembuatan kebijakan di G20 berjalan dengan inklusif.

Baca juga : Saham Dwiwarna BSI Bakal Jadi Booster Industri Keuangan Syariah

"Setidaknya dalam keanggotaan dan kegiatan-kegiatan kami, kami tidak menutup pintu bagi negara manapun untuk bergabung. Namun, bukan berarti kami tidak mengkritisi dan menutup mata atas krisis kemanusiaan di Rusia-Ukraina saat ini," tandasnya.

Terpisah, Manajer Kampanye Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Wahyu Perdana mengatakan C20 akan menyoroti sejumlah isu dalam agenda G20 yang langsung bersinggungan dengan rakyat. Misalnya, Walhi yang masuk dalam Pokja C20 soal sustainable finance atau taksonomi hijau.

Baca juga : Dukung Anies Jadi Presiden, PPP Bekasi Tunggu Putusan DPP

"Saat ini Indonesia pada Januari mengeluarkan taksonomi hijau yang belum banyak dikeluarkan negara lain termasuk Tiongkok. Taksonomi hijau mengklasifikasi jenis usaha yang mana berisiko ramah dan tidak terhadap lingkungan," ujar Wahyu. 

Ia mengatakan, kebijakan itu harus menjadi isu dunia, sekali pun untuk lingkup Indonesia masih membutuhkan penyempurnaan. Seperti sektor tambang batubara yang masuk taksonomi hijau meskipun klasifikasi tertingginya masuk kuning atau tidak sampai hijau.

Baca juga : Komisi X DPR Dorong Perpusnas Afirmasi Tenaga Pustakawan

"Tapi penting kemudian taksonomi hijau harusnya menjadi klausul atau mandat yang direalisasikan secara sempurna. Harapan kita kerangka keuangan tidak berhenti dalam konteks klasifikasi tapi juga memberikan dukungan seperti tidak memberikan pendanaan terhadap sektor usaha yang merusak lingkungan," tutup Wahyu. [DNU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.