Dark/Light Mode

Resmi Melantai Di BEI

Indonesian Tobbaco Pede Bisnis Makin Moncer

Jumat, 5 Juli 2019 09:30 WIB
Lihat Layar : Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono (kanan) saat mencatatkan saham perusahaan melalui Initial Public Offerings (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Kamis (4/7). (Ist)
Lihat Layar : Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono (kanan) saat mencatatkan saham perusahaan melalui Initial Public Offerings (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Kamis (4/7). (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Indonesian Tobbaco Tbk (ITIC) telah resmi mencatatkan saham melalui Initial Public Offerings (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan tercatat sebagai perusahaan ke 19 yang melantai di BEI.

Direktur Utama Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengaku optimistis dapat mengembangkan bisnis secara luas. Kapasitas pendanaan yang bertambah bakal sejalan dengan persediaan daun tembakau yang meningkat.

"Ini bisa berpengaruh pada utilitas produksi, mengingat daun tembakau harus melalui tahapan dan waktu yang cukup lama sampai betul-betul siap digunakan dalam proses pembuatan produk," jelas Djonny di Gedung BEI, di Jakarta, Kamis (4/7).

Emiten berkode ITIC ini juga tercatat sebagai perusahaan pengolahan tembakau iris pertama yang listing di BEI. Tembakau iris sendiri adalah hasil tembakau yang dibuat dari daun tembakau yang dirajang, untuk dipakai.

Baca juga : Besok, Persija Bertarung Lawan Borneo FC

Pada prosesnya juga tidak mengindahkan bahan pengganti atau bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatannya.

Djonny melanjutkan, PT Indonesian Tobbaco melepas itu sebanyak 274,06 juta saham atau 29,13 persen dari modal disetor dan ditempatkan penuh dengan harga saat IPO senilai Rp 219 per saham.

"Dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 60,02 miliar," katanya

Perseroan menunjuk PT Phillip Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Pada pencatatan perdana, saham ITIC naik 110 poin atau 50 persen ke level Rp 330 per saham dengan transaksi sebanyak satu kali dengan volume sebanyak enam lot, dan menghasilkan nilai transaksi Rp 198 ribu.

Baca juga : Indonesia Harus Menjadi Negara Adidaya

Dia mengatakan, perusahaan mengincar pendapatan tahun ini bisa tumbuh sebesar 33,81 persen dari tahun lalu menjadi sekitar Rp 170 miliar-Rp 180 miliar.

“Selain meningkatkan target pendapatan, tahun ini kami juga menargetkan produksi tembakau sebesar 2.500 ton,” terangnya.

Sebagai informasi, perusahaan ini didirikan pada tahun 1955. Di dalam negeri, skala bisnis emiten tembakau ini meliputi Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra, Maluku, Nusa Tenggara, Papua.

Sementara untuk skala internasional, Djonny Saksono menyatakan, Indonesian Tobacco sudah mendistribusikan produknya ke kawasan Asia, seperti Malaysia, Jepang, dan Singapura.

Baca juga : Pengusaha Belanda Apresiasi Forum Bisnis Kesehatan RI–Belanda

Merek yang dimiliki PT Indonesian Tobbaco antara lain Anggur Kupu, Lampion Lilin, Pohon Sagu, Roda Terbang, dan Manna. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.