Dark/Light Mode

Cegah Harga Beras Anjlok

Bulog Genjot Penyerapan Gabah Di Sentra Pertanian

Senin, 6 Juni 2022 07:30 WIB
Petugas mempersiapkan beras untuk kebutuhan pasar murah Bulog di Banda Aceh, Aceh, Kamis (12/5/2022). (Foto: ANTARA).
Petugas mempersiapkan beras untuk kebutuhan pasar murah Bulog di Banda Aceh, Aceh, Kamis (12/5/2022). (Foto: ANTARA).

 Sebelumnya 
”Ini artinya betapa pangan itu harus ditempatkan pada posisi paling penting. Bukan karena nilai ekonominya saja, tetapi nilai strategisnya,” tutupnya.

Menyoal ini, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal memastikan, pihaknya masih terus melaksanakan penyerapan gabah atau beras petani di harga yang ditetapkan Pemerintah.

“Pada prinsipnya, Bulog terus melaksanakan penyerapan gabah atau beras. Terutama di wilayah-wilayah produksi,” jelas Awaludin kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Awaludin menyatakan, saat ini stok gabah petani di Bulog kurang lebih 1 juta ton setara beras. Sedangkan realisasi penyerapan kurang lebih 450 ribu ton setara beras.

Baca juga : Pengamat Bilang, Pencapresan Bukan Sekadar Elektabilitas

Hal senada disampaikan Direktur Utama Bulog Budi Waseso. Menurut Buwas, sapaannya, aksi tersebut dilakukan guna mengantisipasi anjloknya harga gabah. Dan, menjaga stabilitas harga ditingkat petani.

Sebab, lanjut Buwas, kebutuhan pangan pokok yang tidak bisa ditunda adalah komoditas beras. “Bulog juga menjamin pangan beras, dengan cara penguatan stok yang ada di gudang-gudang Bulog seluruh Indonesia. Dan dipastikan harganya terjangkau oleh masyarakat,” yakin Buwas di Jakarta, Rabu (1/6).

Terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi berharap, pelaku usaha hingga BUMN Pangan bersama-sama menjaga harga GKP sebesar Rp 4.200 per kg.

“Agar gabah petani tidak jatuh, pelaku usaha maupun BUMN pangan Bulog menyerap sesuai harga Pemerintah,” kata Arief dalam keterangan resmi yang dikutip, Rabu (1/6).

Baca juga : Terapkan UU TPKS, Segera Bikin Aturan Pelaksananya

Menurut Arief, peningkatan serapan gabah tersebut adalah untuk menguatkan stok pangan nasional. Selain itu, bisa membantu menjaga ketersediaan beras dan menstabilkan harga dari petani.

Dengan begini, ia berharap, petani bisa sejahtera karena produksi gabahnya telah banyak diserap dan harganya tidak jatuh.

“Kita lihat di beberapa negara seperti India, Vietnam dan Thailand yang berencana membatasi ekspor bahan pokok. Untuk itu, perlunya penguatan stok pangan nasional dengan sistem Dynamic Stock,” tegas Arief.

Menurutnya, hal ini sudah memenuhi beberapa kajian dari instansi maupun akademisi. Di antaranya kajian Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kemenko Perekonomian dan penggiat pangan lainnya.

Baca juga : Dubes RI Untuk Bulgaria, Genjot Kerja Sama Universitas

Arief juga menyampaikan, serapan gabah dapat dilakukan melalui skema Cadangan Beras Pemerintah (CBP), maupun B2B (Business to Business) atau komersial.

“Petani berharap, Pemerintah dapat menjaga harga gabah mereka, baik itu melalui BUMN Bulog maupun penggiat pangan lainnya. Dengan begitu Pemerintah memiliki stok pangan yang kuat dan petani pun sejahtera,” tegas Arief. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.